RAKYATBENGKULU.COM - Harapan baru kembali tumbuh di kalangan petani kopi Kabupaten Kepahiang.
Setelah sempat terpuruk hampir sebulan terakhir dengan harga anjlok di bawah Rp50 ribu per kilogram, kini harga kopi kering mulai menunjukkan tren positif.
Sejak usai peringatan Hari Kemerdekaan, harga di tingkat pengepul terus merangkak naik, bahkan sudah menembus kisaran Rp54 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram untuk kualitas terbaik.
Bupati Kepahiang, H. Zurdi Nata, SIP, yang juga dikenal sebagai pengusaha kopi, ikut menyoroti geliat harga yang perlahan kembali membaik.
BACA JUGA:Baru Bebas karena Remisi, Residivis Ini Kembali Ditangkap saat Coba Bobol Kos
BACA JUGA:Kasus Suap PHL Tirta Hidayah, Direktur dan Broker Dikunci Lewat Konfrontasi Polda Bengkulu
"Sudah seminggu ini, harga jual kopi terus naik. Untuk kualitas terbaik, sampai Rp55 ribu per kg," kata Nata.
Menurutnya, turunnya harga kopi beberapa waktu lalu tak lepas dari dua faktor besar, yakni pengaruh harga pasar dunia dan penumpukan pasokan.
Hal ini terjadi karena sebagian besar petani di Kepahiang memang tengah memasuki masa puncak panen raya.
Meski demikian, kabar naiknya harga kopi jelas membawa angin segar. Petani yang sebelumnya resah dengan harga rendah kini mulai bisa bernapas lega.
BACA JUGA:Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Bentuk Posko Bersama, Pastikan 42 Siswa SMAN 5 Tetap Bersekolah
BACA JUGA:Profil Rahmad Hidayat, ASN yang Kini Menjabat Kepala Bagian Umum Setdakab Mukomuko
Namun, mereka tetap berharap agar tren positif ini bertahan dalam jangka panjang.
"Kami sebagai petani kopi pastinya berharap harga jual ini tetap stabil. Dengan kondisi ekonomi saat ini, berat bagi kami petani kopi kalau sampai harga jual di bawah Rp50 ribu per kg," ujar Parinata, salah satu petani kopi di Kepahiang.
Jika ditelusuri, sepanjang tahun 2025 harga kopi di Kepahiang memang mengalami fluktuasi cukup tajam.