Pergantian ini tidak lepas dari kontroversi yang menyeret nama Ahmad Sahroni.
Pernyataannya yang mendukung penangkapan anak di bawah umur dalam aksi demonstrasi menuai kritik luas, baik dari aktivis, pengamat hukum, hingga masyarakat sipil.
Tekanan publik akhirnya mendorong partai dan DPR melakukan reposisi di kursi Komisi III.