Awards Disway
HONDA

Jurnalisme Politik di Era Post-Truth: Bagaimana Political Reporting Menjaga Akurasi dan Integritas

Jurnalisme Politik di Era Post-Truth: Bagaimana Political Reporting Menjaga Akurasi dan Integritas

Sesi Voices of Tomorrow bahas makna baru political reporting di era digital: akurasi, etika, dan kolaborasi jurnalis lintas negara India–Indonesia.--dokumen/rakyatbengkulu.com

BACA JUGA:Polres Mukomuko Ungkap Kasus Curanmor, Pelaku Remaja Diamankan Kurang dari 24 Jam


Sementara itu, Uslimin memberikan pandangan tajam mengenai praktik peliputan politik di Indonesia pascapemilu 2024.--dokumen/rakyatbengkulu.com

Pandangan dari Indonesia: Politik, Data, dan Etika Publik

Sementara itu, Uslimin memberikan pandangan tajam mengenai praktik peliputan politik di Indonesia pascapemilu 2024.

Ia menilai bahwa empat isu utama terus berulang setiap musim pemilu: netralitas aparat, politik uang, disinformasi, dan ketidakadilan hukum dalam penyelesaian sengketa.

Menurutnya, keempat isu itu menjadi ujian nyata bagi integritas media. “Media harus menjadi benteng terakhir akal sehat publik. Jangan turunkan berita sebelum datanya diverifikasi,” katanya.

Uslimin menekankan bahwa di tengah derasnya arus disinformasi, jurnalisme data menjadi kebutuhan mendesak. Wartawan harus berani menelusuri angka, membaca regulasi, dan memahami detail hukum yang melandasi setiap kebijakan.

“Banyak kesalahan liputan politik lahir karena jurnalis tidak membaca undang-undang. Padahal itu dasar dari semua keputusan publik,” ujarnya.

BACA JUGA:Viral ASN Kepahiang Injak Al-Qur’an, Aksi Live TikTok Tuai Kecaman

BACA JUGA:Gempa M7,4 Guncang Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Kepulauan Talaud

Etika, Independensi, dan Tantangan Bisnis

Isu lain yang kerap menghantui dunia political reporting adalah tekanan bisnis terhadap ruang redaksi. Uslimin menegaskan bahwa sekalipun media bergantung pada iklan, standar editorial tidak boleh dikompromikan.

“Iklan boleh jalan, tapi tidak boleh mengatur isi berita. Kalau bekerja di media milik politisi, jadilah seperti ikan laut yang tidak asin—tetap profesional meski hidup di air garam,” ujarnya dengan kiasan.

Ia juga menekankan pentingnya traceability atau ketertelusuran dokumen dalam liputan politik. Menurutnya, data yang terdokumentasi dengan baik menjadi benteng utama ketika wartawan menghadapi tekanan atau upaya intervensi.

“Integritas diuji di lapangan. Tapi kalau data kita solid, ruang intervensi menyempit,” katanya.

Kolaborasi Lintas Negara dan Literasi Strategis

Sesi Voices of Tomorrow kali ini juga membuka peluang kolaborasi lintas negara. Sandeep Unnithan mengajak jurnalis muda Indonesia dan India untuk saling berbagi praktik baik, terutama dalam liputan pemilu dan kebijakan publik.

Ia menyebut rencana pengembangan pelabuhan di Pulau Nicobar Besar sebagai simbol keterhubungan baru antara Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: