Strategic Studies di Kawasan Indo-Pasifik, Jurnalis India dan Indonesia Bahas Arah Diplomasi Baru
Diskusi Strategic Studies menghadirkan Dipanjan Roy Chaudhury dan Taufiq Rahman yang membahas diplomasi Indonesia–India, peran media, serta arah baru geopolitik Indo-Pasifik.--dokumen/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Di tengah dinamika geopolitik yang kian kompleks di kawasan Indo-Pasifik, isu strategic studies menjadi sorotan penting bagi para pengamat hubungan internasional dan pelaku media.
Dua jurnalis senior, Dipanjan Roy Chaudhury dari The Economic Times (India) dan Taufiq Rahman dari The Jakarta Post (Indonesia), memandang bahwa diplomasi modern kini tidak hanya ditentukan oleh pemerintah dan diplomat, tetapi juga oleh peran media dalam membentuk persepsi publik lintas negara.
Keduanya hadir dalam sesi ketujuh Voices of Tomorrow bertema “Strategic Studies di Era Indo-Pasifik”, yang diselenggarakan pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Diskusi ini menggali arah baru diplomasi Indonesia dan India di tengah pergeseran kekuatan global, sekaligus menyoroti pentingnya kolaborasi media dalam membangun pemahaman strategis antarbangsa.
BACA JUGA:Ketika Jalanan Bergemuruh, Suara HAM Tak Boleh Padam
BACA JUGA:Media dan Perspektif Gender, Ada Kesenjangan Representasi Perempuan di Jurnalisme dan Politik
Menurut para pembicara, kawasan Indo-Pasifik kini menjadi pusat gravitasi geopolitik dunia—tempat di mana kerja sama, rivalitas, dan diplomasi publik saling berkelindan.
Melalui strategic studies, para jurnalis diharapkan mampu memahami konteks besar hubungan internasional sekaligus mengedukasi publik tentang peran negaranya dalam percaturan global.

Dalam sesi pembuka, Dipanjan Roy Chaudhury menjelaskan bahwa strategic studies tidak hanya berfokus pada strategi militer atau kebijakan luar negeri, tetapi juga menyangkut dimensi ekonomi, budaya, hingga diplomasi publik.--dokumen/rakyatbengkulu.com
Menelusuri Makna Strategic Studies di Era Global
Dalam sesi pembuka, Dipanjan Roy Chaudhury menjelaskan bahwa strategic studies tidak hanya berfokus pada strategi militer atau kebijakan luar negeri, tetapi juga menyangkut dimensi ekonomi, budaya, hingga diplomasi publik.
“Kawasan Indo-Pasifik bukan sekadar konsep geografis. Ia adalah arena interaksi antara kekuatan global yang berusaha menjaga keseimbangan kepentingan,” ujar Dipanjan.
BACA JUGA:Jejak India di Bengkulu: Dari Tabut, Kebun Keling, hingga Identitas Budaya
Menurutnya, India dan Indonesia memiliki kesamaan pandangan terhadap stabilitas kawasan. Keduanya menjunjung tinggi prinsip non-blok dan kerja sama multilateral.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


