Minyak Goreng Naik, Pedagang Serba Salah
BENGKULU – Kenaikan harga minyak goreng akhirakhir ini berdampak pada pelaku usaha kecil menengah (UMKM), terutama pedagang gorengan. Sebab bahan baku utama yang digunakan adalah minyak goreng. Salah seorang penjual gorengan di kawasan Kampus Universitas Bengkulu (Unib), Fendi (50) mengaku serba salah. Dengan naiknya minyak goreng menjadi dari Rp 15.500 hingga Rp 18.000 per liter, membuat modal yang harus dikeluarkan juga bertambah. Tetapi dia tidak mungkin menaikkan harga gorengan yang dia jual. Sebab akan membuat pelanggan kecewa. Untuk mengakalinya, dia mengecilkan ukuran gorengannya. Terbukti, ini tidak mempengaruhi jumlah gorengan yang terjual setiap harinya. “Kita naikan dari Rp 1.000 per buah menjadi Rp 1.250 per buah, siapa yang mau beli,” jelas Fendi. Dia sendiri sangat merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng itu. Sebab sangat berpengaruh pada keuntungan yang ia dapatkan. “Tahun kemarin, sebelum naik (Harga minyak goreng, red) keuntungan bisa mencapaian Rp 300.000 per hari. Saat ini dengan jumlah penjualan yang sama paling paling Rp 150.000 per hari,” keluhnya. Dirinya hanya bisa berharap agar minyak goreng kembali stabil seperti awal tahun. “Dulu masih Rp 12.000 per liter,” harapnya. Sementara itu, dengan kenaikan harga minyak goreng ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Bengkulu baru turun melakukan pemantauan di beberapa pasar di Kota Bengkulu. Kepala Bidang (Kabid) Bina Usaha Dinas Perindag Kota, Amron Rosyadi mengatakan pihaknya baru melakukan pemantauan kemarin (1/11) . Diakui Amron, Perindag saat ini tidak bisa berbuat banyak untuk menanggulangi kenaikan harga minyak goreng. “Kawan-kawan hari ini sedang melakukan pemantauan dan belum pulang,” kata Amron. Dalam kasus harga sembako, Amron menjelaskan, Perindag hanya bisa melakukan pemantauan saja. Hasil pemantauan itu akan dilaporkan ke Dinas Perindag provinsi dan Satgas Pangan. “Jika nanti ditemukan bahwa daerah lain mengalami stabil, Bengkulu saja yang mengalami kenaikan, Satgas akan turun kelapangan untuk melakukan pengecekan,” sebutnya. Dilanjutkan Amron, Dinas Perindag Kota saat ini tidak mempunyai dana untuk menekan harga pasar. “Jika seandainya punya dana, Dinas
Perindag akan melakukan operasi pasar di masyarakat sekitar yang berguna untuk menekan kenaikan harga minyak goreng. Jika kita memberi bantuan kepada masyarakat dengan begitu masyarakat diharapkan untuk tidak kepasar yang bisa menekan harga pasar,” tutupnya.(cw2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: