HONDA

Waiting List Haji Hingga 19 Tahun

Waiting List Haji Hingga 19 Tahun

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Berkenaan dengan wacana pemberangkatan haji di tahun ini, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Bengkulu,  Dr.H. Zahdi Taher, M.Hi menjelaskan untuk saat ini pemerintah masih melakukan persiapan pemberangkatan haji. Diantaranya, berkoordinasi dengan pemerintah Saudi Arabia dan pelaksanaan teknik berkaitan dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pasalnya, hingga saat ini pandemi Covid-19 masih melanda. Meskipun dengan jumlah kasus yang melandai.

"Masih dalam persiapan, belum ada kata-kata pembatalan atau ditunda dulu. Paling lama itu ada yang 29 tahun. Dan rata-rata masa tunggu itu 19 tahun, " kata Zahdi.

Dijelaskannya, disamping tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah Saudi. Tentu pihak kementerian Agama juga menunggu perkembangan Covid-19. Apalagi sekarang ada varian baru, yang penyebarannya lebih cepat.

"Mudah-mudahan Omnicorn tidak pandemi di kita. Sehingga tidak ada yang menghalangi kegiatan pemberangkatan haji tahun ini. Sekarang Kementerian Agama sedang mempersiapkan itu. Persiapan MoU dengan Arab Saudi dan sarana penunjang lainnya. Kita berdo'a mudah mudah bisa berangkat tahun ini," paparnya.

Ia menjelaskan dua tahun terakhir, meskipun masyarakat di Bumi Rafflesia banyak terpapar Covid-19 tidak menyurutkan semangat para pendaftar calon jamaah haji. Bahkan, terkait kabar kemungkinan naiknya biaya haji tidak menyurutkan niat dari para pendaftar.

"Kalau waiting list haji tentu bertambah, karena pendaftaran itu terus ada. Kemarin kan paling tinggi 18 tahun masa tunggu nya, " jelasnya.

Untuk waiting list atau daftar tunggu jemaah haji ini, diakuinya memang agak lama menunggu. Kendati demikian, jika dibandingkan dengan provinsi lain Bengkulu termasuk yang kecil durasi menunggunya. Dimana untuk lamanya durasi dalam waiting list haji ini di provinsi lain ada sampai 30 tahun hingga 40 tahun. Sementara di Bengkulu rata-rata di setiap kabupaten di kisaran 19 tahun.

Hingga akhir Desember tahun lalu, untuk jumlah pendaftar paling banyak ada di Kota Bengkulu dengan 8.790 orang pendaftar. Sementara itu, untuk di Bengkulu Utara  3.395 orang. Di Bengkulu Selatan 2.517 orang, Rejang Lebong 4.512 orang, Mukomuko 3.190 orang. Kemudian, di Kabupaten Seluma 2.519 orang, Kaur 1.339 orang, Kepahiang 2.175 orang, Lebong 1.458 orang, dan di Bengkulu Tengah 1.608 orang.

"Terkait umrah, penjelasan menteri agama itu tidak ada pemberhentian umrah. Namun tetap berada dalam pelayanan satu pintu. Sehingga umrah tetap berjalan. Kan beberapa waktu lalu ada kloter yang mulai berangkat umroh, " jelas Zahdi.

Pelayanan satu pintu dimaksudkan setiap jamaah umrah itu harus dikarantina di Asrama Haji Pondok Gede. Selama beberapa hari, baru kemudian diterbangkan ke Arab Saudi, dan  bisa saja di Arab Saudi itu dikarantina lagi.

"Nah ini, yang mungkin menyebabkan biaya umrah perorangannya lebih besar dari sebelumnya. Karena ada karantina itu. Kalau normalnya itu kan sekitar Rp 26 juta. Sekarang bisa Rp 35 juta, yang menyebabkan biaya agak bengkak, "paparnya.

Untuk diketahui, jumlah CJH Provinsi Bengkulu tahun 2020, dari Kota Bengkulu 307 CJH+1 lansia, Bengkulu Utara  199 CJH+1 lansia, Bengkulu Selatan 127 CJH+2 lansia, Rejang Lebong 232 CJH+ 3 lansia, Mukomuko 175 CJH+ 3 lansia, Seluma 170 CJH+1 lansia, Kaur 106 CJH+1 lansia, Kepahiang 108 CJH+4 lansia Lebong 92 CJH, dan Bengkulu Tengah 91 CJH.

Ditambahkan, Kabid PHU, Dr. H. Intihan, S. Ag. MH bahwa meskipun, sempat diterpa Covid-19, yang mengakibatkan dua tahun ditunda untuk pemberangkatan haji. Namun ditiap bulannya, rata rata ada ratusan orang yang mendaftarkan dirinya sebagai calon jamaah haji. Ia pun memaklumi hal ini, pasalnya haji merupakan salah satu ibadah, yang menjadi bagian dari rukun Islam.

"Insya Allah haji jika memang nantinya akses ke Arab Saudi haji akan berangkat 2022. Tentu kita harapkan tidak ada lagi varian Covid-19,yang bisa menghambat," papar Intihan.

Ia menjelaskan bahwa meskipun sudah kali kedua jamaah haji harus menunda keberangkatannya ke tanah suci. Tidak menyurutkan para umat muslim untuk melakukan pendaftaran haji. Mengingat juga adanya potensi naiknya harga untuk pemberangkatan haji ini.

"Haji ini kita masih optimis bisa berangkat. Kalau biaya belum bisa membicarakan, karena masih ada hitung hitungan nya. Jika ada layanan Prokes dilakukan. Misalnya karantina, tes swab PCR, dan lain-lain. Itu dimungkinkan biaya itu ada penambahan," pungkasnya. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: