Gencatan Senjata 12 Jam Demi Evakuasi, Perusahaan Waralaba Ikut Cabut dari Rusia
KIEV, rakyatbengkulu.com – ’’Ini bukan perang, tapi pemusnahan.’’ Kalimat itu dilontarkan oleh Yaroslava Kaminska, penduduk desa Nemishayevo di luar Kiev, Ukraina. Dia dan keluarganya terpaksa harus mengungsi karena kampung mereka sudah luluh lantak. Tak ada listrik dan pemanas sejak 28 Februari dan pekan ini aliran gas mati.
Memasuki dua pekan invasi, (9/3) Rusia-Ukraina sepakat melakukan gencatan senjata selama 12 jam. Yaitu dari pukul 09.00-21.00, untuk mengevakuasi penduduk di lokasi-lokasi yang paling parah. Beberapa di antaranya adalah Energodar, Sumy, Mariupol, Volnovakha, Izium, Vorzel, Bucha, Irpin, Borodyanka, dan Gostomel.
Namun evakuasi tidak berjalan mulus. Sebab di lapangan, tentara Rusia masih menghalangi. Salah satunya adalah di Bucha. Pasukan Kremlin menutup jalan. Di beberapa lokasi lainnya juga masih terdengar ledakan sehingga bus takut untuk berjalan. BACA JUGA: Rusia Klaim Rebut Kherson, Ukraina Menepis
Ukraina juga mengajukan gencatan senjata di fasilitas nuklir Chernobyl untuk melakukan perbaikan. Itu adalah lokasi kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986. Suplai listrik di fasilitas tersebut sepertinya terhenti. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa generator diesel cadangan hanya memiliki kapasitas 48 jam untuk menyalakan pembangkit.
’’Setelah itu, sistem pendingin fasilitas penyimpanan untuk bahan bakar nuklir bekas akan berhenti dan membuat kebocoran radiasi segera terjadi,’’ cuit Kuleba di akun Twitternya. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berusaha untuk menenangkan situasi dengan menyatakan bahwa insiden di Chernobyl sudah lama berlalu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap berdialog dengan Rusia. Tapi Rusia menuntut lebih. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Zelensky harus siap mendiskusikan status Krimea dan wilayah Ukraina Timur yang dikuasai oleh pemberontak Pro-Rusia, Donetsk serta Luhansk. ’’Krimea adalah wilayah Rusia dan ini harus diakui baik secara de facto maupun de jure,’’ terangnya.
Sementara itu penduduk Rusia ikut terpukul akibat peperangan. Sebab satu per satu bisnis negara Barat menghentikan layanan. Kemarin giliran McDonald’s, Coca-Cola dan Starbucks yang menyatakan berhenti beroperasi di negeri Beruang Merah tersebut. BACA JUGA: Kematian Tertinggi karena Hipertensi dan Kegemukan
Heineken juga menyatakan akan berhenti memproduksi dan menjual bir di negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut. Pun demikian dengan produsen perlengkapan ibu dan bayi Mothercare.
Inggris menyuarakan dukungan dengan memberlakukan kebijakan baru. Setiap pesawat milik pemerintah Rusia, penduduknya atau yang membawa penduduk Rusia dianggap melakukan pelanggaran kriminal. Jika masuk wilayah Inggris, mereka akan langsung ditangkap. Baca Selanjutnya>>>
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: