77 Anak di Sumbar Direkrut Teroris NII, Dipersiapkan Sejak Dini
JAKARTA, rakyatbengkulu.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mendapati puluhan anak di bawah umur 13 tahun bergabung dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) saat ini.
Mereka dibaiat atau sumpah setia kepada kelompok.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengatakan, bahwa perekturan anggota teroris NII dilakukan tanpa memandang latar belakang pendidikan, jenis kelamin dan batas usia. BACA JUGA: Sang Mantan, Penikam Karyawan Pabrik Roti Ditetapkan Tersangka
"Hal ini terbukti dengan ditemukannya 77 orang anak di bawah umur 13 tahun yang dicuci otak dan dibaiat untuk sumpah kepada NII di Sumbar," ungkapnya.
Selain di Sumbar, Ken juga menyebut bahwa sebelumnya juga ada kasus perekrutan NII di kalangan anak di Garut ada 59 yang terpapar NII, di Lampung dan di Sumsel juga ada 15 anak anak terpapar yang positif terpapar doktrin NII.
Ken menyebut ini bukanlah fenomena baru, terjadi sejak lama, namun karena NII dianggap tidak bahaya oleh negara sehingga berita tentang NII berlalu begitu saja.
"Biasanya orang tua yang sudah terpapar teroris NII akan merekrut anaknya walaupun masih di bawah umur.
Ini secara otomatis karena bila orang tua mengkaji materi doktrin NII atau latihan fisik biasanya membawa anak-anak mereka, jadi anak-anak mereka secara otomatis juga terdoktrin bila ikut kajian maupun latihan," bebernya.
Ken menyebut, doktrin ideologi NII itu sama seperti virus Covid, yang bisa menimpa siapa saja. Biasanya yang paling dekat akan lebih mudah terpapar.
"Kalau ayahnya terpapar, kemungkinan besar istri dan anaknya juga akan terpapar bila tidak divaksin," sebutnya.
Sama seperti virus Covid, doktrin NII juga perlu vaksin ideologi agar masyarakat imun, yaitu berupa sosialisasi pencegahan meluas tentang bahaya NII secara masif di kalangan masyarakat agar jangan sampai terpapar NII.
Fatalnya adalah saat ini virus NII oleh masyarakat dianggap sudah mati, sudah tidak ada, bahkan sudah tamat.
Sehingga masyarakat tidak mewaspadai penyebarannya yang mungkin bahkan sudah ada di lingkungan mereka.
"Masyarakat saat ini cenderung merasa aman dikarenakan mungkin diri atau bagian keluarganya belum terkontaminasi oleh virus NII. BACA JUGA: TAMPIL SEMAKIN AGRESIF, YAMAHA X-RIDE HADIR DENGAN 3 WARNA BARU
Padahal ketika kita merasa aman justru adalah situasi yang sangat berbahaya, dengan merasa aman kita sering lengah dan mudah terlena," ujarnya.
NII Crisis Center membuka Hotline Pengaduan masyarakat di 0898-5151-228.
Bagi masyarakat yang pernah terlibat atau keluarga dan lingkungannya teridentifikasi terpapar paham radikalisme. (rls)
Simak Video Berita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: