HONDA

TAUSIYAH: Hikmah Pengorbanan Nabi Ibrahim

TAUSIYAH: Hikmah Pengorbanan Nabi Ibrahim

Jonsi Hunadar--

BENGKULU, rakyatbengkulu.disway.id - QS: Ash-shaffat ayat 102 - 111 menceritakan bagaimana komunikasi yang sangat bagus antara Nabi Ibrahhim dan Nabi Ismail dalam mewujudkan perintah Allah SWT.

Perintah Tuhan yang sangat penting ini, disambut oleh sang anak dengan kepasrahan, tidak ada rasa khawatir atau ragu, bahkan sang anak Ismail sangat jelas menyerahkan segalanya untuk Allah SWT.

Maka wajar bila dikatakan menghasilkan keturunan para Nabi, sebab dari awal sudah mempunyai karekteristik yang amat luar biasa dalam memberikan contoh kepatuhan kepada Allah SWT.

Sampai hari ini, ketauladanan Ibrahim dan Ismail diabadikan dalam melakukan perjalanan haji dan umrah di Mekkah dan Madinah.

BACA JUGA:TAUSIYAH: Urgensi Keberkahan

Juga bisa dikatakan ucapan atau perbincangan antara Ibrahim dan Ismail ini, merupakan diwujudkan dengan pengorbanan, dimana akhir dari kepatuhan Allah ini diabadikan pula sebagai hari raya kurban. Pengorbanan yang sangat tulus dari sang Nabi Ibrahim dengan sang anaknya Nabi Ismail.

Sedikit kita buka sejarah, pada awalnya Nabi Ibrahim, susah mendapatkan anak, pada usia 90 tahun, baru kemudian Nabi Ibrahim mendapatkan keturunan, itupun melalui pengorbanan yang melelahkan dan pengorbanan yang sangat besar, ketika Siti Hajar harus berpisah pada Ibrahim dan ditinggalkan dipadang tandus, yakni pedalaman Mekkah, karena kecemburuan yang dalam pada diri Siti Sarah, pada saat Siti Hajar sudah mempunyai keturunan.

Sungguh luar biasa kelelahan yang dialami Siti Hajar dipedalaman Mekkah yang pada saat itu belum ada penghuninya.

BACA JUGA:TAUSIYAH: Empat Ciri Peraih Fitrah

Tapi Allah tidak pernah menyia-nyiakan umatnya yang taat pada Allah, maka Allah mengirim air zamzam dari kaki mungil Ismail sebagai air kehidupan di Mekkah al mukarramah.

Disamping itu pula pengorbanan Nabi Ismail harus juga melalui restu dari sang bunda Siti Hajar, syetan datang mengoda Siti Hajar, dengan kekuatan Iman juga, maka Siti Hajar melempari batu syetan tersebut sampai terbakar. (rls

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: