HONDA

Didemo Wali Murid Karena Jarang Masuk, Kepsek dan Guru Disanksi Tunda Pembayaran Tunjangan Sertifikasi

Didemo Wali Murid Karena Jarang Masuk, Kepsek dan Guru Disanksi Tunda Pembayaran   Tunjangan Sertifikasi

ilustrasi TPG--

 

SELUMA, RAKYATBENGKULU.DISWAY.ID- Kepala Sekolah (Kepsek) dan guru SDN 38 Seluma di Kecamatan Semidang Alas, diberi sanksi penundaan pembayaran tunjangan sertifikasi.

Sanksi ini diberikan setelah guru di sekolah itu, didemo wali murid karena jarang masuk. 

Sebelum menjatuhkan sanksi, tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Seluma melakukan klarifikasi ke sekolah.

Hasilnya, guru dan Kepsek yang dituduhkan terbukti jarang masuk dengan berbagai alasan.

BACA JUGA: Takut Istri Uangnya Habis Buat Judi Slot, Malah Buat Laporan Dibegal

Kepala Disdikbud Kabupaten Seluma, Supratman, MM mengatakan tim sudah melakukan klarifikasi kepada lima guru yang berstatus ASN.

Selain itu, ada dua guru ASN masih mengikuti PPG secara daring.

"Mereka telah mengakui dan akan mengikuti apa yang menjadi kewajiban mereka sebagai guru dan mengikuti arahan kami," ungkapnya.

BACA JUGA: 8 Kepsek Dilantik, Ini Daftarnya

Saat turun ke sekolah, jelas Supratman, tim juga sempat bertemu dan audensi bersama wali murid.

Tim mendengar keluhan wali murid karena guru jarang masuk.

Demo dilakukan oleh wali murid, karena guru dan kepsek jarang masuk sekolah.

"Ini memang berlangsung cukup lama sejak tahun 2019 atau sejak Covid-19.

Karena itu kami berikan sanksi penundaan sertifikasi," ujarnya.

Ditegaskan, tiga guru yang telah sertifikasi dan kepsek akan ditunda pembayaran sertifikasi Tw II ini.

Setelah evaluasi jika memang para guru ini sudah menjalankan tugas dengan baik, maka tunjangan sertifikasi dibayarkan.

Sedang dua guru belum sertifikasi. "Nanti akan dievaluasi, jika memang kinerja baik baru dibayar," ungkapnya.

Jumlah guru ASN di sekolah diketahui, sebanyak enam orang termasuk kepsek.

Guru honor tiga orang dan penjaga sekolah satu orang.

Namun guru ASN sebagian tinggal di Kota Bengkulu dan Seluma, tidak ada yang tinggal di desa tersebut.

BACA JUGA: Single Image

"Penjaga sekolah ini juga ikut ngajar, jika tidak ada guru datang.

Semua guru memang dari luar semua, dua dari Kota Bengkulu dan sebagian dari Tais," beber Supratman.

Kasus guru jarang masuk di sekolah pedalaman bukan untuk pertama kali.

Kerap kali masyarakat melaporkan hal tersebut.

"Kami akan tekankan kepada pengawas sekolah untuk menjalankan fungsinya, mengawasi dengan benar," tegasnya. (juu)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

"
"