HONDA

Residen Thomas Parr, Perjuangan Masyarakat Bengkulu di Tragedi Mount Felix 1807

Residen Thomas Parr, Perjuangan Masyarakat Bengkulu di Tragedi Mount Felix 1807

Perjuangan masyarakat Bengkulu di Tragedi Mount Felix 1807 pada masa Residen Thomas Parr.--dokumen/rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Provinsi Bengkulu merupakan jajahan inggris, hal ini terlihat dari banyaknya peninggalan bersejarah yang ditemukan.

Tragedi Mount Felix ini merupakan peristiwa kemarahan masyarakat Bengkulu terhadap penguasa atau Residen yang berkuasa pada saat itu.

Diketahui Residen Thomas Parr yang bertugas di Bengkulu antara tahun 1805 sampai 1807.

Thomas Parr ini dikenal sebagai pejabat yang tertib dan keras hati memperjuangkan kepentingan penjajah Inggris di wilayah jajahannya. 

BACA JUGA:Perjuangan Rakyat Bengkulu Melawan Penjajah Inggris di Fort Marlborough

Pada saat ditugaskan ke Bengkulu, Thomas Parr banyak melaporkan penyelewengan di kalangan pejabat pribumi dan juga Pegawai (amtenar) Inggris.

Seperti hal yang terjadi pada Thomas Blair, yang merupakan residen Sillebar yang dinilainya kurang cakap dalam menjalankan tugas.

Berdasarkan tulisan Joana Cicely Fenell yang berjudul "The Assasination of Thomas Parr" disebutkan, sebelum dilantik menjadi residen Bengkulu pada bulan April 1805, Thomas Parr ini merupakan usahawan senior yang banyak berhubungan dengan kompeni dagang Inggris untuk Hindia Timur (EIC).

Adapun pemecatan pejabat pribumi yang ketahuan korupsi pertama kali terjadi kepada Daeng Mabela. Diketahui Daeng Mabela ini merupakan pemuka masyarakat Bugis yang ada di Bengkulu.

BACA JUGA:Benteng Marlborough Primadona Wisata Sejarah

Daeng Mabela ini diangkat sebagai kapten, yang merupakan jabatan yang lazim diberikan kepada pemimpin suatu komunitas suku di dalam masyarakat jajahan.

Pada kasus Daeng Mabela ini dia dituduh telah menyelewengkan uang yang semestinya dipakai untuk keperluan keresidenan. 

Dikarenakan adanya temuan kasus itu, Daeng Mabela tidak saja dipecat dari kepegawaian kompeni Inggris sebagai kapten, namun Daeng Mabela ini juga dikeluarkan dari keanggotaannya di dewan pangeran.

Yang merupakan sebuah dewan yang paling bergengsi di antara dewan-dewan pengadilan pribumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: