HONDA

Harimau Turun ke Lahan Pertanian Masyarakat Pertanda Musibah?

Harimau Turun ke Lahan Pertanian Masyarakat Pertanda Musibah?

Harimau Turun ke Lahan Pertanian Masyarakat Pertanda Musibah? --Dokumen/rakyatbengkulu.com

CURUP, RAKYATBENGKULU.COM - Munculnya jejak atau bekas tapak kaki harimau berukuran sebesar telapak tangan orang dewasa di lahan pertanian milik Yatno (35) warga Dusun IV Desa Sambirejo Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong menyisahkan pertanyaan mendalam.

Ada apakah gerangan diduga hewan harimau yang berasal dari taman wisata alam (TWA) Gunung Kaba atau Bukit Kaba tersebut sampai turun ke lahan pertanian masyarakat? 

Melintasnya harimau tersebut sering dikaitkan dengan cerita masyarakat zaman dahulu, jika macan atau harimau TWA bukit sudah turun ada hal negatif atau musibah yang akan terjadi.

Namun, di zaman yang serba modern ini hanya sebagian orang yang percaya hal tersebut.

BACA JUGA:Geger! Petani Rejang Lebong Temukan Diduga Jejak Harimau di Lahan Pertanian

Ada juga yang mencocokan turunnya harimau ke perkebunan warga ada kaitannya dengan Pemilu. Yang mana pemimpin daerah nantinya akan dipimpin oleh orang yang perkasa.

Konon, bagi sebagian masyarakat Jawa kuno, macan atau harimau merupakan lambang keperkasaan seseorang. 

Maka tak heran, orang-orang yang berkuasa di daerah zaman dulu sering mendapatkan julukan macan. Jauh sebelumnya, seperti cerita Prabu Siliwangi sang penguasa tanah Pasundan juga digambarkan bisa menjelma menjadi seekor harimau.

Akan tetapi, penemuan  jejak bintang buas yang diduga milik hewan harimau atau macan melintas di area lahan pertanian milik warga di Rejang Lebong ini tidak dapat diartikan sebagai pertanda sesuatu. Yang jelas, penemuan jejak harimau di lahan pertanian ini baru kali ini ditemukan masyarakat sejak beberapa tahun belakangan.

BACA JUGA:Mitos Cindaku, Legenda Manusia Harimau Penjaga Hutan Kerinci, Saling Menjaga Satu Sama Lain

"Selama berkebun di area Dusun IV Desa Sambirejo nyaris 8 tahunan baru kali ini, terjadi ada harimau melintas di lahan pertanian masyarakat. Sedangkan cerita-cerita zaman dahulu belum bisa kita percayai sepenuhnya namun kita tetap berlindung kepada Allah SWT pastinya," ujar Yatno.

Yatno yang merupakan pemilik kebun dan bisa dikatakan penemu jejak harimau ini menyebutkan, bahwa temuan jejak atau tapak kaki harimau ini telah disampaikan ke pemerintah desa, kecamatan hingga ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu di Curup.

"Sudah disampaikan mas, namun yang jelas kita tetap waspada saja, jika tidak hal yang kita rasa merugikan manusia tentunya kita juga tidak bisa mempercayai mitos cerita zaman dahulu," papar Yatno.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari mengatakan pihaknya baru mengetahui adanya penemuan jejak mirip hewan harimau oleh warga di Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong ini setelah membaca pemberitaan di media online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: