Harga Beras dan Minyak Goreng Melonjak, Emak-emak Menjerit Minta Perhatikan Kesejahteraan Ekonomi
Emak-emak menjerit minta perhatikan kesejahteraan ekonomi imbas harga beras dan minyak goreng melonjak.--Badri/rakyatbengkulu.com
CURUP, RAKYATBENGKULU.COM - Harga beras mulai naik sejak 14 Februari 2024 setelah periode pemilihan umum, dan tren kenaikan ini berlanjut beberapa hari setelahnya.
Emak-emak kini menjerit minta perhatikan kesejahteraan ekonomi.
Harga beras medium yang sebelumnya Rp11.000 per kilogram atau Rp18.000 per cupak (1,6 Kilogram) kini naik menjadi Rp20.000 per cupak.
Sementara itu, beras kualitas premium mencapai Rp17.000 per kilogram atau Rp26.000 per cupak. Untuk beras kualitas sedang, harganya adalah Rp24.000 per cupak (biasa digunakan di Bengkulu).
Tidak hanya itu, harga minyak goreng juga mengalami kenaikan. minyak goreng yang sebelumnya Rp14.000 per kilogram kini mencapai Rp16.000, dan untuk kualitas premium bisa mencapai Rp20.000 per kilogram.
BACA JUGA:Penutup Rangkaian Perayaan Imlek, Cap Go Meh 2024 Jatuh Pada 24 Februari, Munculnya Bulan Purnama
Seorang warga, Ramai Yulis (54) dari Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah, menyatakan bahwa kenaikan harga beras dan minyak goreng sudah terjadi sejak sebelum hari pemungutan suara.
Namun, setelah tanggal 14 Februari, harga keduanya semakin meningkat.
"Saat ini, harga beras medium sudah mencapai Rp20.000 per cupak dari sebelumnya Rp18.000. Sementara beras kualitas sedang mencapai Rp24.000 per cupak dan beras premium seharga Rp26.000 per cupak. Belum lagi harga minyak goreng yang sebelumnya Rp14.000 kini sudah Rp16.000 per kilogram," ungkap Ramai Yulis.
Menurutnya, kenaikan ini disebabkan oleh habisnya pasokan dari Badan Urusan Logistik (Bulog) sejak 7 Februari lalu.
Dia berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat menanggapi kenaikan harga bahan pokok ini dengan bijaksana.
Eva Kurniawan (45), seorang pedagang beras di Pasar Atas Curup, Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menjelaskan bahwa kenaikan harga beras dari medium hingga premium dipicu oleh rendahnya pasokan dari Provinsi Lampung dan Kabupaten Lebong, serta absennya beras IR lokal Curup sejak 7 Februari.
"Selain itu, jatah pasokan juga berkurang drastis. Biasanya kami menerima 10 ton beras per bulan, namun sekarang hanya 5 ton dari Provinsi Lampung. Begitu juga dengan beras lokal, dari 2 ton per minggu menjadi hanya 1 ton. Selama dua minggu terakhir, pasokan dari Bulog juga absen," jelas Eva.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: