HONDA

Mengenal Suku Dayak Wehea dengan Ritual Lom Plai Sebagai Pesta Panen

Mengenal Suku Dayak Wehea dengan Ritual Lom Plai Sebagai Pesta Panen

Lom plak pesta panen masyarakat Suku Dayak Wehea--Instagram/idn.tari

Pada kepercayaan dari masyarakat Suku Dayak Wehea padi merupakan jelmaan manusia yang harus mendapatkan penghormatan yang setinggi-tingginya yang dilakukan masyarakat sebagai rasa syukur.

Begini kisah dibalik terjadinya Lom Plai ternyata ada cerita sedih yang menyayat hati pada suku Dayak Wehea sehingga diadakan atau digelar pesta panen tersebut karena sumpah yang dilakukan masyarakat pada saat itu.

BACA JUGA:Jadi Salah Satu Suku Terbesar di Bengkulu, Ini Asal Usul Suku Rejang Berdasarkan Catatan Sejarah

Diceritakan, pada dahulu kala suku Dayak Wehea dalam masa kritis yakni kekeringan dan kelaparan yang berkepanjangan hingga semua tumbuhan yang ditanam untuk kesejahteraan selalu mati kekeringan.

Pada masa itu tidak ada sedikitpun tetesan hujan yang datang sehingga kekeringan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan banyak orang berguguran mati kelaparan dalam kondisi itu.

Kemudian Hepui Ledoh atau ratu perempuan bernama Diang Yung merasakan masa kekurangan tersebut hingga akhirnya sang Hepuy bermimpi didatangi Dohton Tenyiei atau Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dalam mimpi itu Dohton Tenyiey meminta Dian Yung untuk mengorbankan putri tunggalnya sebagai persembahan agar bencana tak lagi melanda suku Dayak Wehea yakni Putri Long Diang Yung.

BACA JUGA:Jadi Inspirasi Soundtrack Avatar: The Last Airbender, Ternyata Ini Makna dari Tari Kecak Bali

Kalau tidak dilakukan persembahan maka suku Dayak Wehea akan mati satu persatu karena kekeringan dan kelaparan.

Selepas bangun dari tidurnya disampaikanlah mimpi ini kepada pemuka masyarakat disana.

Singkatnya ada 4 sumpah yang dilontarkan oleh Diang Yung terhadap persembahan putrinya yang cantik jelita untuk semua masyarakat suku Dayak Wehea kala itu yang harus berkorban.

Pertama sumpahnya orang harus menyayangi padi seperti saya menyayangi anak saya dan jangan bertindak kasar/durhaka padanya, kedua padi merupakan anak saya harus di Lom atau pesta seperti saya kepadanya.

ketiga jika orang yang taat akan sumpah selamat, panjang umur, sejahtera dan makmur, keempat bagi yang melanggar sumpah celaka, ketulahan dan akan menderita sakit dan tidak panjang umur.

BACA JUGA:Ini Dia 4 Tarian Tradisional Asal Indonesia yang Populer di Mata Dunia, Adakah dari Daerahmu?

Itulah keempat sumpah dari Diang Yung, kemudian dia mengorbankan anak cantiknya seketika itu langsung hujan lebat dan pada tempat putri dikorbankan tumbuhlah padi dengan tinggi dan lebat hingga menguning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: