HONDA

Benarkah Masuk Umur 23 Tahun Manusia Jadi Jarang Ketawa, Masa Sih? Mulai Kehilangan Selera Humor

Benarkah Masuk Umur 23 Tahun Manusia Jadi Jarang Ketawa, Masa Sih? Mulai Kehilangan Selera Humor

Benarkah Masuk Umur 23 Tahun Manusia Jadi Jarang Ketawa, Masa Sih? Mulai Kehilangan Selera Humor--Pixabay.com/5688709//

BACA JUGA:Habis Lebaran Berat Badan Naik Melebihi Sebelum Puasa, Yuk Simak 5 Metode Diet yang Ampuh

Mengapa? Karena orang biasanya tidak menggunakan humor dengan baik ketika berada di dalam dunia kerja.

Padahal menurut mereka, jika digunakan dengan baik, humor bisa menjadi kekuatan besar tidak hanya bagi karyawan, tapi juga bagi perusahaan. Tanpa humor, rutinitas kerja menjadi sangat serius.

Tentu saja hal ini berdampak pada psikologi dan kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang yang berusia 23 tahun di berbagai negara mengalami gangguan mental karena jarang tertawa saat bersekolah atau ketika memasuki dunia kerja.

BACA JUGA:Rekomendasi 3 Merek AC 1 PK yang Low Watt dan Awet untuk Ruangan

Berdasarkan hasil survei, 700 orang ketika memasuki usia 23 tahun mengaku jarang tertawa di tempat kerja karena membutuhkan keseriusan.

Ketika seseorang bertambah tua, mereka tidak lagi peduli dengan tawa, yang perlahan-lahan berkurang atau hilang karena gaya hidup dan pekerjaan. Itu sebabnya orang dewasa lebih sulit tertawa dibandingkan anak-anak. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia 4 tahun mampu tertawa hingga 300 kali dalam sehari.

BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu, Ternyata ini Awal Mula Masuknya Suku Bugis ke Bengkulu

Namun, untuk orang dewasa yang berusia 23 tahun membutuhkan waktu untuk bisa tertawa lepas. Bahkan, dibutuhkan setidaknya dua setengah bulan untuk orang berusia 40 tahun.

 

Implikasi Psikologis

Penelitian ini juga memiliki makna psikologis yang mendalam. Mengetahui bahwa kita lebih sedikit tersenyum dan tertawa seiring bertambahnya usia, dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan perilaku dan emosional yang terjadi selama perkembangan manusia.

Hal ini juga dapat memahami perbedaan antara tanggung jawab dan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari serta pentingnya menjaga keseimbangan.

BACA JUGA:Diwariskan Turun Temurun, Ternyata Ini Rahasia Kecantikan Wanita Suku Dayak Kalimantan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: