Legenda Danau Kuranding Tanjung Beringin Bengkulu Selatan, Konon Dijaga Seekor Naga

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Menurut cerita legenda yang beredar dan diceritakan secara turun temurun oleh para masyarakat Desa Tanjung Beringin, diketahui nama Kuranding ini adalah nama manusia yang pertama kali menemukan danau ini.

Menurut cerita masyarakat selanjutnya orang tersebut berubah menjadi seekor naga dan menjadi penunggu dari danau tersebut.

Di zaman dahulu ada seorang pemuda gagah perkasa yang berbudi luhur, pemuda tersebut bernama Kuranding dan menetap di Dusun Tinggi yang tidak jauh dari Desa Tanjung Beringin pada saat ini.

Selanjutnya si Kuranding ini mencintai seorang wanita cantik jelita dari dusun sebelah yang memiliki nama Larasati, dimana keduanya sepakat untuk menikah.

BACA JUGA:Janji Setia Dilanggar dan Berakhir tragis, Kisah Legenda Siamang Putih di Sumatera Barat

BACA JUGA:Legenda Babiat Sitelpang, Harimau Pincang Opungnya Masyarakat Suku Batak

Akan tetapi Larasati ini meminta agar si Kuranding menyiapkan satu kulak atau sekitar 3 kilogram mata ikan sebagai maskawinnya, akhirnya demi mendapatkan wanita pujaan hati ini si Kuranding  menyanggupi permintaan Larasati tersebut.

Kuranding pun akhirnya pergi meninggalkan desa untuk mencari lokasi yang banyak ikannya, si Kuranding ini berjalan menyusuri sungai dan menapaki rawa sampai dia akhirnya menemukan telaga.

Selanjutnya Kuranding menggunakan kesaktiannya untuk menangkap dan mengambil mata ikan pada telaga tersebut, namun belum semua ikan berhasil ditangkapnya, Kuranding sudah berhasil mendapatkan sekulak mata ikan.

Dengan perasaan senang Kuranding akhirnya pulang ke desa dan menyerahkan mata ikan yang merupakan permintaan Larasati tadi.

BACA JUGA:Tebo Sa’ang Imau Kabupaten Lebong Hutan Keramat, Tempat Legenda Manusia Harimau

BACA JUGA:Kisah Legenda Kebo Iwa, Asal Mula Danau Batur di Bali

Dikarenakan permintaan ini sudah berhasil dipenuhi, maka akhirnya mereka berdua menikah. Setelah menikah dan sehari-harinya Kuranding dan Larasati membaur bersama warga.

Dimana mereka berdua ini bertani sama seperti warga lainnya, sampai pada suatu ketika terjadi keanehan, Kuranding dan Larasati ini hilang bak ditelan bumi.

Sumber: