Kisah Penguasa Wanita Terakhir di Kerajaan Majapahit
Penguasa wanita terakhir di Kerajaan Majapahit.--Bing.com/Hendri/Rakyatbengkulu.com
Terlepas dari perbedaan pendapat asal-usulnya, Dyah Suhita adalah putri yang menikah dengan Aji Ratnapangkaja.
BACA JUGA:Bukan dari Majapahit, Literatur Belanda Ungkap Asal Usul Orang Lebong dari Minangkabau
Diketahui Aji Ratnapangkaja merupakan salah satu pimpinan militer yang turut berperan dalam Perang Paregreg di tahun 1404-1406 masehi melawan Bhre Wirabhumi dari Blambangan.
Selanjutnya setelah Bhre Wirabhumi kalah dalam Perang Paregreg dan terbunuh di tahun 1406 masehi.
Wikramawardhana memimpin kerajaan Majapahit sampai tahun 1429 masehi.
Dan sepeninggal Wikramawardhana, terjadi kebingungan siapa yang berhak untuk memimpin Kerajaan Majapahit.
BACA JUGA:Jayanagara, Raja Kerajaan Majapahit Yang Paling Dibenci
BACA JUGA:Kisah Minak Jinggo yang Dikhianati Ratu Kerajaan Majapahit
Berdasarkan Kitab Pararaton, disebutkan kalau Wikramawardhana sempat menunjuk anaknya dari Kusumawardhani, yaitu Rajakusuma atau Hyang Wekasing Putra, sebagai penerusnya.
Akan tetapi, Hyang Wekasing Putra ini mati muda, begitu juga dengan putra Wikramawardhana dari selirnya Bhre Tumapel yang juga meninggal.
Adapun keturunan Wikramawardhana hanya tersisa Dyah Suhita dan Bhre Kertawijaya, yang sama-sama dari selir.
Hingga akhirnya, Dyah Suhita ditunjuk sebagai pemimpin kerajaan Majapahit karena dirinya lebih tua dari Bhre Kertawijaya.
BACA JUGA:Salah Satu Tokoh Pendiri Kerajaan Majapahit yang Memberontak dan Berakhir Tragis
BACA JUGA:Strategi Rampas Kekuasaan dan Pelarian Raden Wijaya ke Madura, Raja Pertama Majapahit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: