Tumbuh Positif, OJK Laporkan Bank di Bengkulu Salurkan Kredit Rp28,21 Triliun per April 2024

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa industri keuangan di Provinsi Bengkulu menunjukkan pertumbuhan positif.

Pada April 2024, total penyaluran kredit oleh bank di wilayah ini mencapai Rp28,21 triliun.

Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Ayu Laksmi Syntia Dewi, mengungkapkan bahwa penyaluran kredit perbankan di Bengkulu mengalami pertumbuhan signifikan.

"Pada April 2024, penyaluran kredit bank umum di Provinsi Bengkulu mencapai Rp28,21 triliun, meningkat sebesar 21,71 persen dibanding tahun sebelumnya (yoy)," ujar Ayu dikutip antaranews.com, Sabtu, 15 Juni 2024.

BACA JUGA:Training AJI-DW: Meningkatkan Kapasitas Jurnalis dan Jurnalis Warga dalam Pelaporan Isu Iklim

BACA JUGA:Syamsul Efendi Kantongi Rekomendasi PKB Rejang Lebong Sebagai Calon Bupati

Pertumbuhan kredit di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) juga mencatat peningkatan sebesar 20,08 persen (yoy).

Ayu menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan kredit investasi, konsumsi, dan modal kerja masing-masing sebesar 20,71 persen, 4,95 persen, dan 3,05 persen (yoy).

Dari sektor penggunaan, terdapat tiga sektor utama yang menunjukkan pertumbuhan tinggi: sektor pemilikan peralatan rumah tangga tumbuh sebesar 6,12 persen; sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan tumbuh 11,95 persen; dan sektor pemilikan rumah tinggal meningkat sebesar 8,32 persen (yoy).

Selain itu, kinerja aset bank umum di Provinsi Bengkulu juga mengalami peningkatan sebesar 5,44 persen.

BACA JUGA:Delvintor Alfarizi Siap Tampil Gemilang di MXGP Italia Setelah Tiga Seri Beruntun

BACA JUGA:Yayasan AHM Tanam Puluhan Ribu Mangrove untuk Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di BPR dan BPRS Bengkulu meningkat sebesar 6,54 persen (yoy) atau sebesar Rp12,27 miliar.

Namun, DPK bank umum di Bengkulu pada April 2024 tercatat menurun sebesar 3,45 persen, mencapai Rp16,71 triliun.

Sumber: