HONDA

Kenapa Masyarakat Jawa Dilarang Menggelar Pernikahan di Bulan Suro? Ternyata Ini Alasannya

Kenapa Masyarakat Jawa Dilarang Menggelar Pernikahan di Bulan Suro? Ternyata Ini Alasannya

Kenapa Masyarakat Jawa Dilarang Menggelar Pernikahan di Bulan Suro? Ternyata Ini Alasannya--Facebook.com/JejakSejarahMataram

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Malam 1 Suro merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa.

Malam 1 suro ini sering dikaitkan dengan berbagai hal-hal mistis pada pelaksanaannya.

Bulan Suro ini dianggap memiliki aura negatif, sehingga begitu banyak pantangan dan mitos-mitos pada bulan ini.

Dikutip dari berbagai sumber, diketahui penetapan dan pelaksanaan malam 1 Suro ini terkait erat dengan sejarah penanggalan Jawa yang diinisiasi oleh Sultan Agung dari Mataram pada abad ke-17. 

BACA JUGA:Berbagai Mitos dan Tradisi Malam Satu Suro pada Masyarakat Jawa

BACA JUGA:Film Sengkolo Malam Satu Suro: Kisah Mistik dengan Teror Menyeramkan, Begini Sinopsisnya

Sultan Agung, yang memerintah Kesultanan Mataram dari tahun 1613 hingga 1645.

Memperkenalkan kalender Jawa pada tahun 1633 Masehi. 

Kalender ini adalah perpaduan antara kalender Hijriyah (Islam) dan kalender Saka (Hindu).

Sehingga malam 1 Suro, yang menandai awal tahun dalam kalender Jawa, mulai dilaksanakan sejak saat itu sebagai bagian dari upaya Sultan Agung untuk menyatukan elemen-elemen budaya dan keagamaan dalam masyarakat Jawa. 

BACA JUGA:Kenapa Pemilik Weton Tulang Wangi Sering Sakit-sakitan Saat Menjelang Malam 1 Suro

BACA JUGA:Tidak Boleh Menikah di Bulan Suro Jadi Keyakinan Masyarakat Jawa, Begini Penjelasannya

Sultan Agung berharap bahwa kalender Jawa yang baru ini dapat mencerminkan identitas budaya dan spiritual masyarakat Jawa yang kaya akan pengaruh Hindu-Buddha dan Islam.

Dengan demikian, Malam 1 Suro pertama kali dilaksanakan pada awal tahun 1633 Masehi, bertepatan dengan penerapan kalender Jawa yang baru oleh Sultan Agung. 

Sejak pada saat itu, Malam 1 Suro menjadi tradisi tahunan yang diperingati oleh masyarakat Jawa sampai pada saat ini.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, bulan Suro (Muharram dalam kalender Islam) dianggap sebagai bulan yang sakral dan penuh dengan pantangan. 

BACA JUGA:Bangga, Pelajar Bengkulu Raih Juara di Kejuaraan Panahan Memperebutkan Piala Presiden di Bogor

BACA JUGA:6 Pengurus Perbakin Kota dan Kabupaten di Bengkulu Dilantik, Ini Daftar Pengurusnya

Oleh karena itu, sering kita mendengar kalau masyarakat Jawa dilarang melaksanakan atau menggelar pernikahan pada bulan Suro ini.

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat Jawa menghindari pernikahan pada bulan Suro ini, antara lain:

1. Keyakinan Mistis dan Spiritual

Bulan Suro dianggap sebagai bulan yang penuh dengan energi mistis. 

Pada bulan Suro ini, masyarakat Jawa sering mengadakan ritual dan upacara untuk membersihkan diri dan lingkungan dari pengaruh negatif. 

BACA JUGA:Mitos Kadal Ekor Bercabang 4, Salah Satunya Simbol Kekuatan Ghaib

BACA JUGA:Miliki Banyak Manfaat Kesehatan, Ikan Gabus Juga Sering Dikaitkan dengan Mitos

Pernikahan dianggap kurang tepat dilakukan pada bulan ini karena dikhawatirkan akan terpengaruh oleh energi negatif tersebut.

2. Penghormatan kepada Leluhur

Banyak masyarakat Jawa yang mempercayai bahwa bulan Suro adalah waktu untuk menghormati leluhur dan dewa-dewa. 

Mengadakan perayaan besar seperti pernikahan dianggap kurang menghormati momen ini yang seharusnya digunakan untuk introspeksi dan doa.

3. Mitologi dan Cerita Rakyat

Terdapat banyak mitos dan cerita rakyat yang mengisahkan tentang kejadian buruk yang terjadi pada bulan Suro. 

BACA JUGA:Ahli Bantah Mitos, Konsumsi Daging Kambing Tidak Tingkatkan Risiko Hipertensi

BACA JUGA:Burung Kedasih, Miliki Perilaku Parasit dan Mitos yang Menyertainya

Sehingga hal ini menambah keyakinan bahwa bulan Suro ini kurang baik untuk melakukan kegiatan penting seperti pernikahan.

4. Adat dan Tradisi

Kebiasaan ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari adat dan budaya yang kuat di masyarakat Jawa. 

Mengikuti adat ini merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya dan tradisi nenek moyang.

Dengan demikian, larangan untuk melakukan pernikahan pada bulan Suro lebih berkaitan dengan kepercayaan, adat, dan tradisi yang telah melekat kuat di masyarakat Jawa.

BACA JUGA:Dianggap Kurang Cocok Disandingkan dengan Burung Kontes, Ini Fakta Unik dan Mitos Burung Kutilang

BACA JUGA:Fakta Unik Burung Trucukan dan Mitos yang Menyertainya, Ada yang Menyebutkan Sebagai Pertanda Bahaya!

Nah, itulah tadi  kenapa masyarakat Jawa dilarang melaksanakan pernikahan pada bulan Suro, semoga informasi ini bisa bermanfaat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: