Kerugian Capai Rp1,7 Miliar, 172 Sapi dan Kerbau di Kaur Mati Akibat Penyakit Ngorok
Dampak penyakit ngorok (Septicaemia Epizootica) yang menyerang ratusan ternak di Kabupaten Kaur hingga menyebabkan kerugian besar bagi peternak.--Dok/rb
Namun, pelaksanaan vaksinasi sering kali menghadapi tantangan, salah satunya adalah kurangnya kesadaran warga. Banyak peternak enggan ternaknya divaksinasi, sehingga memperlambat upaya pencegahan
“Semakin cepat vaksin sampai, semakin bagus. Karena untuk proses penyuntikan ini kita butuh waktu,” tambah Rakhmad
Penyakit ngorok sendiri merupakan ancaman serius bagi peternak. Sapi yang terinfeksi memiliki peluang hidup hanya 10 persen, sementara 90 persen lainnya berujung kematian.
Meski daging sapi yang terinfeksi masih bisa dikonsumsi, harga jualnya jauh lebih rendah dibandingkan sapi sehat. Beberapa bagian tubuh, terutama organ dalam, bahkan tidak boleh dikonsumsi.
BACA JUGA:Sekda Rejang Lebong Pimpin Upacara Hari Amal Bakti Kemenag Ke-79 di Curup
“Jika dihitung, tahun 2024 ini kerugian akibat penyakit ini ditaksir mencapai Rp1,7 miliar,” terang Rakhmad
Penyakit ngorok disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida yang menyerang saluran pernapasan dan sistem tubuh lainnya.
Penyakit ini kerap muncul pada musim hujan dan lebih mudah menyerang hewan yang daya tahan tubuhnya lemah. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi langkah utama untuk mencegah kerugian lebih besar bagi peternak.
Berita ini sudah tayang di KORANRB.ID dengan judul:
172 Sapi dan Kerbau di Kaur Mati Terjangkit Ngorok: Rugi Besar Segini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: