Korban Perkelahian di Bengkulu Selatan Tewas Akibat Luka Tusukan, Begini Keterangan Pihak Keluarga
Suasana di rumah Boni, korban penusukan di Bengkulu Selatan--Dedi/Rakyatbengkulu.com
BENGKULU SELATAN, RAKYATBENGKULU.COM – Kasus penusukan yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan menelan korban jiwa, yakni Boni Syatrio, yang diduga mengalami luka tusukan setelah terlibat dalam perkelahian.
Keterangan dari ayah korban, Budi Ashari, mengungkapkan bahwa anaknya yang berusia 21 tahun itu dikenal sebagai pribadi yang periang dan ceria, serta sangat suka bergaul dengan teman-temannya.
Budi Ashari menjelaskan bahwa Boni merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
"Almarhum ini merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dan sekarang umurnya sekitar 21 tahun," ujar Budi, mengungkapkan perasaan duka yang mendalam atas kehilangan anak tercintanya.
BACA JUGA:SMAN 03 Bengkulu Selatan Soroti Pemanfaatan Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran
BACA JUGA:Kebakaran Terjadi Lagi di Kabupaten Kepahiang, Kerugian Ditaksir Rp 350 Juta
Menurut Budi, sebelum kejadian tragis ini, Boni dalam keadaan sehat seperti biasa.
"Sebelum saya pergi, ia seperti biasa ada di rumah dan tidur. Saya sempat berpamitan sebelum pergi ke Kota Bengkulu untuk mengambil beras," kata Budi mengenang peristiwa terakhir bersama anaknya.
Namun, saat Budi tiba di Kota Bengkulu, tepatnya di Simpang Skip, ia menerima telepon dari saudaranya yang memberi kabar bahwa Boni telah dilarikan ke rumah sakit.
"Waktu itu saya baru sampai di Simpang Skip Kota Bengkulu, namun saya ditelpon oleh saudara saya yang memberi kabar Boni masuk rumah sakit. Mereka bilang tetap tenang dan tidak usah khawatir, tapi saya mulai cemas dan gelisah, apakah anak saya ini kecelakaan atau berkelahi dengan temannya," tambah Budi.
BACA JUGA:Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Mukomuko Terpilih Masih Tunggu Keputusan Kemendagri dan MK
BACA JUGA:Mengenali dan Mengatasi Burnout Sebelum Terlambat, Kesehatan Adalah Prioritas!
Meskipun merasa khawatir, Budi melanjutkan perjalanan untuk mengambil beras, namun tak lama setelah itu, ia kembali menerima kabar yang mengubah segalanya.
"Saya baru sampai untuk mengambil beras, dan saudara saya menelpon lagi memberi kabar bahwa anak saya sudah meninggal dunia," tegas Budi dengan suara berat, mengungkapkan kesedihannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: