Semeru Erupsi Dua Kali dalam Sehari, Warga Diminta Waspada Bahaya Lahar dan Awan Panas

Erupsi Gunung Semeru terjadi lagi pada Senin dini hari tadi masyarakat diminta tingkatkan kewaspadaan--Facebook/Mas Totok
RAKYATBENGKULU.COM - Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Pada Senin 7 April 2025 pagi, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mengalami erupsi dengan tinggi kolom letusan mencapai 800 meter di atas puncak atau sekitar 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari ini pukul 05.41 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut,” ungkap Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam laporan tertulisnya dikutip AntaraNews.com.
Mukdas menjelaskan bahwa kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan mengarah ke utara.
BACA JUGA:Kiat Semangat Kembali Masuk Bekerja Setelah Libur Panjang Lebaran
BACA JUGA:Sikap Orang Tua yang Dapat Merusak Kesehatan Mental Anak: Waspadai sebelum Terlambat
Letusan tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi selama 170 detik.
Sebelumnya, erupsi serupa terjadi pada pukul 00.23 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai 600 meter, dan durasi 171 detik.
Selama periode pengamatan kegempaan pada Minggu 6 April 2025 selama 24 jam, Gunung Semeru tercatat mengalami 57 kali gempa letusan atau erupsi, dua kali gempa guguran, 12 kali gempa embusan, lima kali gempa harmonik, dan tiga kali gempa tektonik jauh.
Menanggapi kondisi ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk masyarakat.
BACA JUGA:Harga BBM April 2025 Stabil di Pertamina, Shell, dan BP: Vivo Turunkan Revvo 90
BACA JUGA:42 OPD di Seluma Sudah Terima TPP, Dinkes dan Kecamatan SAM Menyusul Pasca Lebaran
“Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi),” jelas Mukdas.
Tak hanya itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di luar batas tersebut, karena berpotensi terlanda awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 13 kilometer dari puncak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: