HONDA

Rawan Karhutla! Pemerintah Peringatkan Warga Lebong Tak Sembarangan Bakar Lahan

Rawan Karhutla! Pemerintah Peringatkan Warga Lebong Tak Sembarangan Bakar Lahan

Kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Lebong 2024 lalu--Dok/ KORANRB.ID

RAKYATBENGKULU.COM – Memasuki musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan, masyarakat Kabupaten Lebong diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Cuaca kering yang mulai terasa akibat peralihan musim menjadi faktor utama meningkatnya risiko munculnya titik api, terutama di kawasan perkebunan rakyat dan hutan lindung.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Tantawi, SP, mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran. 

“Musim kemarau berisiko tinggi terhadap karhutla. Kami minta masyarakat menunda atau menghindari kegiatan seperti membakar semak untuk membuka lahan. Dampaknya sangat serius,” tegas Tantawi, Senin 30 Juni 2025.

BACA JUGA:Enggano Terisolasi: Lima Bulan Tanpa Kapal, Pemerintah Diminta Bertindak Cepat

BACA JUGA:Gubernur Helmi Hasan Tinjau Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai, Dorong Kelancaran Akses ke Enggano

Tantawi menekankan bahwa kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam mencegah bencana karhutla. 

Ia mengajak warga untuk segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda kebakaran, seperti asap atau api yang mulai muncul di wilayah hutan maupun perkebunan.

“Keterlibatan masyarakat sangat penting. Bila melihat asap atau tanda-tanda kebakaran, segera lapor ke petugas agar dapat segera ditangani sebelum meluas,” ujarnya.

Menurutnya, bahaya karhutla tidak hanya merusak ekosistem dan mengancam satwa liar, tetapi juga berdampak langsung terhadap kesehatan manusia dan kelangsungan sektor pertanian.

BACA JUGA:Guru Ngaji Diduga Cabuli 10 Anak, Keluarga Mengaku Tak Tahu Apa yang Terjadi

BACA JUGA:Remaja 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek, Sidang Putusan Digelar Terbuka

Asap dari kebakaran dapat menimbulkan gangguan pernapasan, terutama bagi anak-anak dan lansia, serta mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

Musim kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus mendatang, dan potensi titik api diprediksi akan meningkat seiring menurunnya kelembaban udara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: