BENGKULU – Di tengah pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19), pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu di atas rata-rata nasional, yaitu 3,82 persen. Provinsi Bengkulu pun mendapat tambahan Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 88 miliar termasuk untuk kabupaten/kota. Dalam rangka optimalisasi penanganan dampak Covid-19.
“Kondisi ekonomi di Bengkulu sampai saat ini masih 3,8 dan secara nasional 2,8, kita lebih baik,” ujar Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu Ismed Saputra, usai membahas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), penyaluran DAK fisik, Dana Desa (DD) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bersama Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah di Gedung Daerah Balai Semarak Bengkulu, Senin (6/7) Meskipun tumbuh di atas rata-rata nasional, namun menurut Ismed yang tetap harus menjadi perhatian seperti insentif perpajakan yang masih banyak bisa dinikmati masyarakat dan UMKM. Kemudian stimulus kredit UMKM berupa penundaan cicilan pokok dan subsidi bunga kredit. Kebijakan perlu didorong oleh pemprov maupun pemkab/pemkot untuk mengingatkan masyarakat dan UMKM. “Ada subsidi bunga. Artinya orang yang meminjam diperbankan baik KUR maupun bukan KUR itu diberi subsidi oleh pemerintah,” terang Ismed. Lanjutnya, saat ini pemerintah sudah membuat program pemulihan ekomomi nasional dengan anggaran senilai Rp 695 triliun. Termasuk diantaranya untuk UMKM terdapat subsidi bunga 66 juta UMKM se Indonesia. Sehingga 66 juta UMKM ini bisa mengakses hal tersebut, yaitu dengan kebijakan pemerintah pusat bunga disubsidi, pajaknya ditanggung oleh pemerintah. Serta peminjaman KUR yang baru nantinya akan dipermudah persyaratannya. “Tinggal pemerintah setempat mendorong UMKM di Bengkulu untuk terus menggeliat,” bebernya. Ismed menerangkan, kinerja APBN 2020 semester 1 Provinsi Bengkulu secara umum hampir sama pada tahun lalu, dikisaran 34 persen. Dari Rp 7 triliun dana APBN dikelola DJPb Bengkulu, telah beredar uang di Bengkulu sebesar Rp 2,5 Triliun. Tertinggi, yakni belanja terfokus pada belanja transfer ke daerah seperti Dana Desa dan DAK Fisik. Lalu, terdapat dana tambahan DAK fisik sebesar Rp 88 Milyar untuk semua kabupaten-kota se Provinsi Bengkulu, yang bisa digunakan untuk optimalisasi penanganan dampak Covid-19. "Karena Dana Desa kan ada BLT (Bantuan Langsung Tunai), maka itu yang kita kejar untuk bantuan kepada masyarakat desa yang terdampak Covid-19," jelasnya. Pemprov Bengkulu mendorong kebijakan nasional dalam memberikan insentif ekonomi bagi pelaku UMKM. Menurut Rohidin, pemulihan ekonomi masyarakat dimasa pandemi Covid-19 di Provinsi Bengkulu perlu disiapkan secara baik, sehingga perputaran uang di tengah masyarakat bisa kembali maksimal. Terutama bagi para pelaku UMKM yang sangat rentan mengalami kendala lantaran tersampak Covid-19 dan dalam membangun kembali usaha mereka. "Jadi ada beberapa kebijakan insentif ekonomi yang berlaku secara nasional baik terkait pajak, subsidi bunga pinjaman, penghapusan pajak sektor UMKM terdampak Covid-19 dan sebagainya," terang Rohidi, Dalam pertemuan bersama Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, Kantor Pajak Pratama Bengkulu dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bengkulu, selain membahas terkait Program Pemulihan Ekonomi Nasional, dalam kesempatan tersebut juga dibahas terkait penyaluran DAK fisik, Dana Desa dan Bantuan Operasional Sekolah di Provinsi Bengkulu, sehingga geliat perekonomian ditengah masyarakat semakin tumbuh. "Secara keseluruhan hasil evaluasi sementara pertumbuhan ekonomi kita juga diatas rata-rata nasional yaitu pada angka 3,82 persen dan ini juga menunjukkan dampak Covid-19 terhadap ekonomi Bengkulu tidak terlalu berat," demikian Rohidin. (key)Tumbuh di Atas Rata-Rata Nasional, DAK Tambahan Rp 88 Miliar
Selasa 07-07-2020,10:27 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :