BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Musim kemarau menjadi momok menakutkan bagi para petani untuk melakukan perawatan tanaman sayuran sehingga harus mencari solusi tanaman yang tidak banyak menyerap air seperti Labu Siam.
Bahkan tanaman labu siam ini, masih bertahan melawan kelebihan air di musim hujan. Namun, para petani labu siam tentu harus memiliki ilmu sehingga benar dalam membudidaya labu siam.
Labu siam lebih menyukai tanah yang cenderung asam dengan pH 5 hingga 6,5. Berbeda dengan tanaman tomat dan cabai merah kriting (CMK) yang lebih menyukai pH tanah 6-7.
Setelah itu pemilihan bibit super, yakni buah yang berwarna hijau tua bukan hijau muda dengan pola semai polibag karung bekas minimal 10 bibit dengan komposisi tanah, sekam dan kohe hewan atau pupuk kandang 1:1.
BACA JUGA:Air Rebusan Mie Instan Ternyata Bisa Menyuburkan Tanaman, Begini Caranya
Setelah melakukan penyemaian sembari bibit labu siam tumbuh, mulailah menyiapkan lahan dan tiang pancang atau lanjaran setinggi 220 cm.
Sedangkan untuk berapa jumlahnya tergantung dari luas lahan dengan jarak pancang 3 meter.
Kemudian kawat baja untuk kerangka yang disatukan dari pancang ke pancang yang lainnya. Untuk menghemat biaya bisa menggunakan tali suluran.
Setelah 7 hari penyemaian, biasanya bibit labu siam sudah mengeluarkan tunas sehingga sudah layak dipindahkan ke lahan.
Dengan membuat lobang 40x40 Cm dengan kedalam 40 Cm, kemudian setiap lobang diberikan pupuk kandang yang sudah difermentasi dan dicampur dengan tanah, lalu bibit labu siam dipindahkan ke lobang tanam.
Untuk berapa banyak jumlah bibit labu siam tergantung luasan lahan yang dimiliki.
Perawatan labu siam tidaklah sulit, saat labu siam mulai tumbuh perempelan tunas air harus lebih utama sehingga batang induk cepat merambat ke para-para yang sudah disiapkan.
Kemudian penyemprotan hama dan penyakit tergantung dari hama yang terdapat pada labu siam.
BACA JUGA:Jangan Dibuang! Manfaatkan Sampah Kulit Bawang Sebagai Pupuk Cair Penyubur Tanaman