BACA JUGA:5 Tips Memilih Warna Keramik Lantai Rumah agar Tidak Salah Pilih dan Menyesal
Lokasi gerga ada dua, yaitu gerga milik keluarga Tabot Imam di kawasan Pantai Nala dan Gerga Tapak Paderi milik keluarga Tabot Bangsal.
Prosesi yang kedua adalah duduk penja (mencuci jari-jari) penja adalah suatu benda yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga dan berbentuk seperti telapak tangan dengan jari-jari manusia.
BACA JUGA:Ungkap Gagasan Para Caleg, Ikatan Pemuda Cendikia Ipuh Gelar Diskusi Publik
Ketiga, menjara (mengandun) artinya mengunjungi atau mendatangi kelompok lain untuk menguji dan bertanding dengan dhol, yaitu sejenis gendang yang terbuat dari bongkot kelapa yang bagian tengahnya dilubangi dan ditutup dengan kulit sapi.
Keempat, arak jari-jari. Pada acara ini penja diletakkan di dalam tabot coki atau tabot kecil yang disusun menjadi 17 keluarga tabot.
BACA JUGA:Jadi Tren Tahun 2024! Ini 5 Desain Kitchen Set Minimalis yang Cocok untuk Dapur Rumah
Ritual arak jari-jari ini menyimbolkan bahwa seluruh potongan tangan dan tubuh Imam Husain telah ditemukan.
Kelima, arak sorban yaitu mengarak penja yang diletakkan di tabot coki dengan sorban putih. Ritual arak sorban ini menyimbolkan bawasa sorban Imam Husain telah ditemukan saat mati syahid di Padang Karbala.
BACA JUGA:Wow! Begini 6 Tips dan Trik Cepat Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet
Keenam, yaitu Gam. Gam dalam arti kata tenang/berkabung, merupakan tahapan ritual yang tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun.
Ketujuh, yaitu tabot tebuang. Dimana seluruh rangkain prosesi dan ritual tabot selama 10 Muharram selesai.
BACA JUGA:Ini Identitas dan Kondisi Korban Kecelakaan Honda Jazz di TOL Bengkulu - Taba Penanjung
Rombongan keluarga tabot (KKT) mengarak bangunan tabot dari Lapangan Merdeka sampai menuju pemakaman Syekh Burhanudin atau Imam Senggolo yang berada di kawasan Karabela.(**)