Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk Beserta Dampaknya

Selasa 13-02-2024,12:53 WIB
Reporter : Rizky Nova Amelia
Editor : Heri Aprizal

BACA JUGA:6 Cara Mengajarkan Anak Puasa Sejak Dini, Ramadan Menjadi Lebih Bermakna

Jika stunting tidak mendapatkan penanganan sesegera mungkin dapat menyebabkan anak mengalami gagal tumbuh.

Stunting sebagian besar bersifat irreversible atau permanen. Di mana anak tidak bisa lagi memperoleh kembali tinggi badan normal.

Selain itu, anak-anak yang mengalami stunting juga lebih rentan terserang penyakit, memiliki prestasi sekolah yang kurang baik, serta tumbuh menjadi kelompok individu yang tidak mampu secara ekonomi.

Maka apabila tidak segera ditangani dengan tepat, gizi buruk berisiko menyebabkan gangguan tumbuh kembang, gangguan fungsi kognitif, dehidrasi berat, hipotermia, anemia,hingga kematian.

BACA JUGA:Anak Susah Makan? Siasati dengan Kencur sebagai Obatnya

Perlu diketahui, anak yang menderita gizi buruk berisiko 3 kali lebih tinggi mengalami stunting.

Sementara itu, anak stunting berisiko 1,5 kali lebih tinggi mengalami gizi buruk dibandingkan dengan yang mempunyai gizi baik.

Jadi, risiko kematian akan meningkat jika anak mengalami dua permasalahan gizi secara bersamaan.

5. Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk

Pencegahan gizi buruk dapat dilakukan dengan memberikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang.

Selain itu, orang tua juga harus membawa si kecil untuk berkonsultasi dengan dokter apabila menderita penyakit infeksi tertentu.

BACA JUGA:Bahayakah Mata Merah Usai Berenang? Ini Cara Mengatasinya

Pencegahan stunting utamanya dilakukan dengan memenuhi asupan gizi anak, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan.

Sebelum masa kehamilan, ibu sudah harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dan memberikan perhatian lebih pada nutrisi ibu untuk janin.

Sangat dianjurkan agar ibu memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Hal ini untuk membantu memenuhi kebutuhan gizinya pada usia tersebut.

Kategori :