Guna menghindar dari kemarahan Kaisar Langit, seorang cendekiawan desa menyarankan penduduk segera menggantungkan lentera merah dan menyalakan petasan. Agar seolah-olah rumah mereka terlihat terbakar.
BACA JUGA:Wow! GadgetIn Unboxing Apple Vision Pro Trending di Youtube, Ditonton Hingga 2 Juta Penonton
Kaisar Langit pun teperdaya oleh muslihat para penduduk desa tersebut dan kemudian meninggalkan desa dengan hati puas.
Orang-orang desa pun menjadi gembira dan merayakan hari ke-15 Imlek dengan memasang lentera di jalanan serta menyalakan petasan.
BACA JUGA:Waspada! Ini 7 Masalah Kesehatan yang Menghantui Kamu yang Berumur 30 Tahun
Itulah kenapa Cap Go Meh disebut juga sebagai Festival Lentera atau den jie. Menyalakan lampion saat Imlek menjadi tradisi yang terus lestari hingga pada saat ini.
Dimana lampion menjadi lambang harapan dan doa demi kelancaran masa depan pribadi serta keluarga.
Desain lampion Imlek biasanya menggunakan gambar hewan dalam zodiak, dewa-dewa Tiongkok yang populer serta bunga atau simbol-simbol Tiongkok yang populer lainnya.
Cap Go Meh merupakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek, yang dilakukan setiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa atau 2 (dua) minggu setelah Tahun Baru Imlek.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Negeri Diatas Awan Desa Kaliangkrik, Nepal Van Java di Ketinggian 1.600 Mdpl
Dimana perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian setelah itu dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai serta pertunjukan tradisional Tionghoa lainnya.
Istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien (Chap Goh Meh) berarti malam 15. Isitilah tersebut umumnya digunakan orang Tionghoa Indonesia dan Malaysia. Sedangkan Tiongkok, nama yang umumnya adalah festival lampion.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Kelinci Anggora, Hewan Cantik Berbulu Super Lebat
Nyatanya perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-7 Masehi, pada masa Dinasti Han di Tiongkok. Terutama ketika migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan.
Dimana perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 (lima belas) bulan pertama penanggalan Tionghoa.