BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Menerapkan pola asuh otoriter kerap menjadi momok bagi sebagian besar anak.
Pasalnya, dengan menerapkan gaya pengasuhan otoriter terbilang sangat ketat.
Umumnya orangtua akan bersikap keras dan tegas pada anaknya agar mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
Lantas, seperti apa dampak pola asuh otoriter terhadap anak?
Dirangkum dari berbagai sumber, simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
BACA JUGA:Pola Asuh Otoriter: 4 Tanda Orangtua Terlalu Keras dalam Mendisiplinkan Anak
Authoritarian parenting atau pengasuhan otoriter merupakan salah satu bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua agar selalu patuh dan tunduk.
Mengutip dari Michigan State University, orangtua yang menerapkan pola pendidikan otoriter biasanya mengharapkan anaknya untuk mengikuti aturan tanpa diskusi atau kompromi.
Orangtua akan bersikap memaksa, keras, dan kaku pada anaknya.
Selain itu, orangtua otoriter juga akan mengabaikan emosi sang anak.
Bahkan, ia akan emosi dan marah saat anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.
BACA JUGA:Jangan Asal Sabun: Ini Tips Memilih Sabun Mandi untuk Anak
Ada banyak orangtua yang memilih gaya pengasuhan otoriter karena kebangsaan, budaya, atau latar belakang mereka yang suka mendikte.
Dan kemungkinan lainnya karena tidak ada pandangan lain terkait cara mendidik anak.
Hingga akhirnya mereka percaya bahwa memerintah merupakan cara terbaik untuk menjaga agar anak tetap sejalan dan terkendali.