Fokus gaya pola asuh ini adalah mematuhi aturan, tanpa memberikan ruang untuk mengembangkan bakat anak.
BACA JUGA:Mengembangkan Karakter: 5 Cara Melatih Kemampuan Bersosialisasi Anak
3. Tidak memahami perasaan anak
Orangtua otoriter biasanya akan bersikap sangat kritis terhadap anaknya.
Bagi orang tua yang menerapkan pola otoriter memungkinkan mengatakan hal-hal yang dapat mempermalukan anak di ruang publik.
Sering kali mereka tidak peduli terhadap perasaan dan harga diri anak-anaknya.
Bahkan, terkadang mereka berpikir dengan mempermalukan anak di depan umum menjadi salah satu cara terbaik untuk memotivasinya agar berperilaku lebih baik di kemudian hari.
4. Lebih suka memberikan hukuman
Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter pada umumnya tidak mempercayai dan tidak memberikan hadiah atau sekadar memuji anak ketika mereka berperilaku baik.
BACA JUGA:9 Manfaat Kebaikan Kentos Kelapa, Mulai Sekarang Jangan Dibuang Lagi Embrio Kelapa Ini
Merekamemiliki anggapan jika setiap anak memang harus berperilaku baik dan tidak perlu dipuji atau dihargai hanya karena telah menaati aturan.
Namun, begitu anak melanggar aturan tersebut, anak akan memperoleh hukuman dari orang tuanya.
5. Menjadi sering mengomel
Ciri orangtua dengan pola otoriter selanjutnya adalah lebih cenderung sering mengomel atau membentak anak.
Mereka juga tidak terlibat atau menghabiskan waktu bersama-sama.
Mereka hanya menginginkan anaknya berperilaku tertib dan mendengarkan semua perintahnya sepanjang waktu.