Oleh karena itu, pola pengasuhan otoriter seringkali dianggap sebagai pola asuh yang dapat mengganggu perkembangan seorang anak.
Bahkan, dari beberapa penelitian menunjukkan fakta jika pola asuh otoriter bisa memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak.
BACA JUGA:Bermanfaat Sepanjang Hidup: 10 Kebiasaan Baik di Rumah yang Diajarkan pada Anak
Akan tetapi, ada penelitian lain yang mengungkapkan jika pola asuh otoriter bisa memberikan dampak positif terhadap perkembangan moral anak.
harapannya, para orangtua bisa menerapkan pola asuh yang baik sesuai dengan kebutuhan anak agar perkembangannya dapat berjalan dengan baik tanpa ada pengekangan.
Ciri-ciri pola asuh otoriter
Berdasarkan penjelasan diatas, pola asuh otoriter memiliki ciri adanya tuntutan yang tinggi terhadap anak untuk selalu patuh dan tunduk terhadap aturan.
Nah, berikut ini merupakan ciri orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter.
1. Saat anak berbuat kesalahan, tidak ada kesabaran
Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter biasanya tidak membuang energi untuk menjelaskan alasan ia melarang anaknya melakukan sesuatu hal.
BACA JUGA:Tumbuh Kembang Anak: 5 Perilaku Anak yang Sering Menyebabkan Masalah
Bahkan, mereka juga tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk berdiskusi mengenai alasan mendasar kenapa aturan harus diikuti.
Dan ketika anak melanggar aturan, orangtua cenderung mengingatkannya saja tanpa ada ruang untuk berdiskusi.
2. Kontrol tingkah laku anak sangat ketat
Alih-alih mengajar anak-anak untuk mengendalikan diri, orangtua dengan pola asuh otoriter justru akan berusaha mengendalikan anaknya.
Kondisi ini yang menyebabkan anak memiliki lebih sedikit pilihan dan kesempatan untuk mempraktikkan kedisiplinan diri dan rasa tanggung jawab.