BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Berbagai upaya dilakukan Pemkab Rejang Lebong, mencegah meningkatnya angka stunting. Terbaru, Pemkab Rejang Lebong melakukan intervensi terhadap 150 ibu hamil dan ibu menyusui.
Selain itu juga menyasar pasangan usia subur (PUS), calon pengantin dan pengantin baru menikah dari 15 kecamatan se-Kabupaten Rejang Lebong.
Mereka ini diberikan pelayanan kesehatan, guna mencegah terkena stunting, sebab ditahun lalu terjadi peningkatan kasus stunting di Rejang Lebong.
BACA JUGA:Ini Ketentuan Kartu Keluarga untuk PPDB Tahun 2024 Bengkulu Jalur Zonasi
BACA JUGA:KPU Catat DPT di Kota Bengkulu Naik 5.000 Pemilih Jelang Pilkada 2024
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong, Sutan Alim menuturkan, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur itu mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Mulai dari penimbangan berat badan, pengukuran lingkar pangkal lengan, lingkar pinggang dan panggul. Termasuk pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan hemoglobin darah. Layanan kesehatan itu tidak dipungut biaya atau gratis," terang Sultan Alim.
Kegiatan pun telah mulai digelar bersamaan dengan orientasi pendampingan 468 tenaga pendamping keluarga (TPK).
Usai pelayanan kesehatan itu dilanjutkan dengan orientasi pendampingan TPK dengan menghadirkan sejumlah narasumber.
BACA JUGA:Air Cucian Beras Jadi Pupuk Organik Cair, Ampuh Bikin Tanaman Tumbuh Subur, Begini Cara Buatnya!
BACA JUGA:Mekanisme PPDB Tahun 2024 Bengkulu Jalur Zonasi, Catat Jadwal Kouta dan Pengumuman di Sini !
"Melalui kegiatan ini, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur dapat mendapat pemahaman terkait langkah-langkah untuk mengatasi stunting sejak dini," kata Sutan Alim.
Pencegahan stunting ini dilakukan menyasar calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui hingga anak yang dilahirkan berusia 2 tahun.
"Kita pantau para calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya. Khususnya tentang asupan gizi ibu dan anak. Sebab, jika anak yang stunting sudah berusia diatas 2 tahun, maka, pertumbuhannya akan terganggu. Serta sulit dipacu pertumbuhannya dan perkembangannya," ujar Sutan Alim.
BACA JUGA:Tumbuh Positif, OJK Laporkan Bank di Bengkulu Salurkan Kredit Rp28,21 Triliun per April 2024
BACA JUGA:Training AJI-DW: Meningkatkan Kapasitas Jurnalis dan Jurnalis Warga dalam Pelaporan Isu Iklim
Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto menjelaskan, pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting ini merupakan langkah awal perbaikan konvergensi bersama dan pencegahan yang lebih massif.
"Strategi ini menekankan pentingnya pendataan yang akurat dan lengkap terhadap calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan pasangan baru menikah. Selain itu, pelayanan di Posyandu juga perlu dilakukan," kata Nesiango.
Sedangkan Deputi Badan Kependudukan dan KB Nasional, Adam Sugiarto mengungkapkan, saat ini kasus stunting menjadi perhatian serius pemerintah.
BACA JUGA:Delvintor Alfarizi Siap Tampil Gemilang di MXGP Italia Setelah Tiga Seri Beruntun
BACA JUGA:Nama Paling Pasaran di Indonesia, ‘Tanjung’ Jadi Nama 1.011 Desa: Ini Daftar Lengkapnya
"Anak stunting ini tersembunyi, setelah dilakukan penelusuran dan pendataan di seluruh wilayah tanah air, ternyata jumlahnya banyak. Kondisi inilah yang kita tangani secara bersama dengan melibatkan lintas sektor. Sehingga generasi kedepan kita semakin berkualitas," singkat Adam Sugiarto.