Tradisi Aqiqah hingga Buang Rambut Cemar, Berikut Rangkaiannya

Jumat 12-07-2024,08:29 WIB
Reporter : Hellen Yuliana
Editor : Febi Elmasdito

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM  - Tradisi Aqiqah memang merupakan bagian dari sunnah Rasulullah hingga buang rambut cemar atau rambut pertama kali lahir, berikut rangkaiannya.

Tradisi ini berjalan dengan menyatukan unsur agama dan juga kebudayaan masyarakat setempat dengan rangkaian acaranya.

Namun tidak meninggalkan esensi dari keagamaan dalam melakukan aqiqah yang merupakan bagian dari sunnah Rasulullah yang dapat dilakukan bagi yang baru memiliki bayi.

Biasanya bayi yang baru lahir ini memiliki rambut yang dibawa dalam perut hingga hidup ke dunia pertama kali yang biasa disebut dengan rambut cemar.

BACA JUGA:Simak Angsuran Pinjaman Rp460 Juta – Rp500 Juta Tenor 2 Tahun di Bank Bengkulu untuk PNS

Rambut cemar inilah yang biasanya dipotong atau dicukur sekalian dalam acara aqiqah, namun biasanya untuk mencukur habis saat bayi berusia genap 40 hari.

Banyak sekali yang menjadi rangkaian yang biasanya masuk dalam tradisi aqiqah ini diantaranya adalah menggunakan marawis, merhaban, rabana, dan masih banyak lainnya.

Dimana musik ini dikhususkan untuk sholawat kepada Nabi besar Muhammad SAW sehingga mendapatkan syafaat dari shalawat tersebut.

Dalam acara tasyakuran tersebut hanya sebagai ucapan terimakasih kepada Allah SWT untuk karunia yang begitu besar dari-Nya sehingga sampaian doa tentunya dipanjatkan pada saat tersebut.

BACA JUGA:Wayang Kulit Ternyata Kesenian yang Telah Dipertunjukkan Berabad - abad Silam

Bukan itu saja, nanti akan ada simbolis pemotongan rambut cemar bayi tersebut untuk nantinya akan menjadi bagian dari acara yang menjadi kesakralan acara tasyakuran tersebut.

Banyak sekali keunikan yang menjadi rangkaian acara aqiqah tersebut untuk memanjakan anak-anak, akan dibuat bendera uang yang disiapkan banyak sekali untuk nantinya dibagi-bagikan.

Setiap daerah dan juga tempat memiliki ciri khasnya yang berbeda-beda untuk rangkaian acaranya, namun intinya sama yaitu tetap memegang teguh esensi untuk bersyukur kepada Allah SWT.

Karunia seorang anak merupakan sebuah anugerah yang tak ternilai harganya sehingga ucapan syukur harus selalu dipanjatkan agar manusia selalu tahu dari mana asal karunia tersebut.

BACA JUGA:Sejarah Plat Nomor Kendaraan di Dunia dan Diterapkan di Indonesia

Kategori :