Kemah Konservasi Global Tiger Day 2024, Gubernur Dukung Penyelamatan Harimau Sumatera dari Ancaman Kepunahan

Jumat 26-07-2024,10:51 WIB
Reporter : Febi Elmasdito
Editor : Febi Elmasdito

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah hadir dalam kegiatan kemah konservasi Global Tiger Day 2024 di Desa Pal Delapan, Hutan Madapi TNKS Rejang Lebong, Kamis 25 Juli 2024 malam.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan sejumlah peserta Global Tiger Day 2024 mengelar diskusi menarik.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Rohidin menyatakan bahwa kelestarian kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) harus dijaga untuk memastikan perlindungan terhadap hewan-hewan yang hidup di dalamnya agar terhindar dari kepunahan, termasuk harimau sumatera.

"Kelestarian kawasan hutan TNKS ini merupakan tanggung jawab bersama, termasuk menjaga hewan-hewan yang dilindungi di dalam kawasan hutan tersebut," ujar Rohidin.

BACA JUGA:Ortu Datangi Sekolah Buntut Anak Tidak Naik Kelas saat Daftar Ulang, di Rapor Padahal Dinyatakan Naik Kelas

BACA JUGA:Nagita Slavina Buka Usaha Baru, Makanan Korea Jadi Bidikannya

Sementara itu, diketahui maih terdapat 150 ekor harimau yang masih tinggal di kawasan hutan TNKS. 

Kepala Balai Besar TNKS, Haidir mengatakan populasi harimau tersebut terancam oleh perburuan liar dan perambahan hutan secara ilegal yang dijadikan lahan perkebunan.

"Perburuan liar dan perambahan hutan secara ilegal merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup harimau Sumatera," jelas Haidir.

Meski demikian, kini perburuan liar telah mengalami penurunan dan tidak semasif dulu.

BACA JUGA:Nikita Mirzani Meradang Atas Putusan Hakim Vonis Bebas Ronald Tannur, Kasus Aniaya Kekasih hingga Tewas

BACA JUGA:Jatuh Tempo 30 September 2024, Jalan Tol Bengkulu Wajib Bayar PBB Rp 5 Miliar

Hal sebut dikatakan oleh Mawi yang anggota tim Smart Patrol dari Lingkar Inisiatif yang berpatroli di hutan Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan.

Perburuan liar telah mengalami penurunan dan tidak semasif dulu karena disebabkan oleh alih fungsi habitat satwa menjadi lahan perkebunan.

"Perburuan harimau telah berkurang, bahkan hampir tidak ada lagi, karena banyak kawasan hutan yang telah beralih fungsi," ujar Mawi.

Kategori :