Gubernur Bengkulu Tegaskan Harimau Sumatera Sebagai Penjaga Hutan Sehat

Sabtu 27-07-2024,15:49 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga habitat dan kelestarian Harimau Sumatera.

Dalam peringatan Hari Harimau se-Dunia yang berlangsung di kawasan hutan Madapi, Rejang Lebong, Jumat, 26 Juli 2024, Rohidin menegaskan bahwa harimau merupakan indikator dari hutan yang sehat.

"Keberadaan harimau menunjukkan bahwa hutan kita masih terjaga dengan baik," ujar Rohidin.

Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi hutan.

BACA JUGA:Kemah Konservasi Global Tiger Day 2024, Gubernur Dukung Penyelamatan Harimau Sumatera dari Ancaman Kepunahan

BACA JUGA:Cegah Aksi Perburuan, Aparat TNKS Rutin Patroli dan Bersihkan Jerat Harimau

"Pemahaman yang baik kepada masyarakat bisa menjadi kunci utama untuk melindungi hutan dari ancaman," tambahnya.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS), Haidir, mengungkapkan bahwa populasi Harimau Sumatera saat ini diperkirakan hanya sekitar 1.300 ekor yang tersebar di seluruh hutan di Pulau Sumatera.

"Di Taman Nasional Kerinci Seblat, populasi harimau diperkirakan hanya berkisar 130-140 ekor, tersebar di empat provinsi yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Riau," jelas Haidir.

Salah satu upaya efektif untuk melindungi habitat dan populasi Harimau Sumatera adalah dengan membangun kolaborasi dengan masyarakat sekitar hutan.

BACA JUGA:Tebo Sa’ang Imau Kabupaten Lebong Hutan Keramat, Tempat Legenda Manusia Harimau

BACA JUGA:Pasca Temuan Jejak Harimau, BKSDA Pasang Kamera Trap di Wilayah Seputaran TWA Bukit Kaba

Haidir menekankan bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar hutan memiliki keterikatan kuat dengan alam sejak lama.

"Mereka secara alami memahami pentingnya hutan dan satwa yang hidup di dalamnya," katanya.

Dalam tradisi lokal, harimau sering disebut dengan panggilan kehormatan seperti nenek, inyiak, atau datuk, yang menunjukkan rasa hormat dan keselarasan hidup dengan alam.

Kategori :