Perompakan di Laut
Adapun salah satu aspek yang paling menonjol dari kepemimpinan Sayyida al-Hurra adalah keterlibatannya dalam perompakan laut.
Sayyida al-Hurra membentuk aliansi dengan Barbarossa, seorang laksamana terkenal dari Aljazair.
BACA JUGA:Kisah Kakek Umur 75 Tahun Jalan Kaki Selama 2 Bulan untuk Berhaji
BACA JUGA:Kisah Akhir Hayat Gajah Mada, Mahapatih Kerajaan Majapahit yang Dikepung Pasukan Elite
Mereka bersama-sama mengganggu pelayaran Eropa di Laut Mediterania.
Serangan - serangannya sangat sukses dan menyebabkan ketakutan besar di antara para pedagang dan pelaut Eropa.
Hubungan dengan Pemerintahan Ottoman
Sayyida al-Hurra ini juga memiliki hubungan yang erat dengan Kekaisaran Ottoman.
Sayyida al-Hurra dikenang sebagai simbol kekuatan dan ketahanan wanita Muslim--Bing.com/Hendri/Rakyatbengkulu.com
Dimana hubungan ini memberinya dukungan militer dan politik yang signifikan.
BACA JUGA:Kisah Penguasa Wanita Terakhir di Kerajaan Majapahit
BACA JUGA:Kisah Penderita HIV Sembuh Berkat Vitamin D, Ini Penuturan Dokter Henry Suhendra
Yang membantu memperkuat posisinya sebagai penguasa Tétouan dan sebagai perompak yang ditakuti.
Pernikahan dengan Sultan Maroko
Di puncak kekuasaannya, Sayyida al-Hurra menikah dengan Sultan Ahmad al-Wattasi dari Maroko pada tahun 1541.