“Adesi ini tujuanya, masyarakat yang punya kebun sawit dan tanaman sawit, akan bisa lebih sejahtera.
BACA JUGA:Dewan Pertimbangan MUI Bengkulu: Paskibraka Putri Dilarang Berjilbab Menodai Kemerdekaan
BACA JUGA:Wahana Pertama Kereta Gantung di Kampung Durian
Merespon itu, Asisten II Setdaprov Bengkulu, R. Denny, SH, MM menyambut harapan Adesi tersebut.
“Kita memang harapkan satu pintu, semua CPO keluar dari Bengkulu ini melalui Pelabuhan Pulau Baai,” sampainya.
Dibeberkannya, tercatat CPO yang diproduksi dari wilayah Provinsi Bengkulu, data di pusat mencapai 1,3 juta ton.
Namun nyatanya yang keluar dari Pelabuhan Pulau Baai, hanya sekitar 300 ribu ton.
“Kita hanya dapat cerita 1,3 juta ton CPO Provinsi Bengkulu. Namun sekitar 1 juta ton, itu keluarnya melalui Sumatera Barat, Lampung dan beberapa daerah lain,” kata RA. Denny.
BACA JUGA:7 Watak yang Harus Dihindari dalam Mencari Pasangan
BACA JUGA:MD Land Tawarkan Promo Kemerdekaan Bermain Jet Ski, Segini Harganya
Ia tidak menampik mengenai harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu, bervariasi.
Dan piihaknya sendiri tidak tahu, berapa harga ideal TBS saat ini yang menguntungkan petani dan tidak merugikan perusahaan.
“Kita sampai saat ini tidak tahu harga terbaik untuk sawit di Indonesia. Makanya dengan adanya Adesi ini, akan jadi kesempatan untuk mengenai sawit ini, lebih baik lagi ke depannya,” harapnya.