Pastikan benih atau umbi yang digunakan bebas dari hama dan penyakit. Dan praktikkan rotasi tanaman dengan menanam bawang merah di lokasi yang berbeda setiap tahun untuk menghindari akumulasi hama di tanah.
Tanah yang terlalu lembap tentu dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan hama.
Sebaiknya pastikan drainase tanah baik untuk menghindari masalah ini dan buang gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi tempat persembunyian hama.
BACA JUGA:Shio yang Akan Mengalami Burnout di Tahun 2025: Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya!
BACA JUGA:10 Negara dengan Harga BBM Termahal, Apakah Indonesia Termasuk?
3. Pengendalian Hama Secara Fisik
Gunakan perangkap lem atau perangkap warna untuk menangkap hama yaitu seperti trips atau kutu daun atau gunakan jaring atau penutup tanaman untuk melindungi tanaman dari hama terbang seperti lalat bawang.
4. Pengendalian Hama Secara Biologis
Kenali dan manfaatkan predator alami yaitu seperti kumbang pemangsa kutu daun atau parasit serangga untuk mengendalikan populasi hama. Dimana tanam tanaman pengganggu yang dapat mengurangi jumlah hama, atau gunakan tanaman penarik untuk menarik hama dari bawang merah.
5. Pengendalian Hama Secara Kimiawi
Gunakan pestisida organik atau alami yaitu seperti neem oil, ekstrak bawang putih, atau larutan sabun insektisida yang lebih ramah lingkungan.
Jika infestasi hama parah, maka gunakan pestisida kimia dengan hati-hati dan sesuai petunjuk dan pilih pestisida yang khusus untuk hama yang teridentifikasi dan pastikan untuk mengikuti aturan penggunaan yang aman.
BACA JUGA:8 Cara Pembibitan Bawang Merah yang Benar untuk Hasil Panen Maksimal
BACA JUGA:Apa Dampak Gunakan Garam Sebagai Pupuk Tanaman Kelapa Sawit?
6. Pengendalian Hama Terintegrasi
Pengendalian hama yang terintegrasi dengan menggabungkan metode pencegahan, fisik, biologis, dan kimiawi untuk hasil yang optimal. Sebaiknya pantau efektivitas metode pengendalian yang digunakan dan sesuaikan strategi jika diperlukan.