"Sekarang anak saya sudah keluar dari RS dan rawat jalan. Tetapi, tekanan psikologisnya masih sangat tampak. Kadang-kadang dia seperti berhalusinasi," papar Zulhijah.
BACA JUGA:Ramalan Karir Shio Naga dan Shio Kambing 2025, Peluang Kerja Sama yang Menguntungkan
BACA JUGA:Karir Shio Kerbau dan Monyet 2025: Berani Ambil Risiko?
Bukan hanya korban, keluarga juga mengalami tekanan psikologis yang sangat hebat. Peristiwa pemukulan terhadap anaknya itu selalu menghantui.
Sehingga, ketika bayang-bayang itu datang, mereka berupaya meredam emosi sekuat tenaga.
"Terutama bapaknya, kadang tak bisa tidur. Sorot matanya jauh. Begitu juga dengan saya, saat mengajar di kelas, selalu terbayang saat anak saya didorong ke dinding," ungkap Zulhijah.
Hingga sekarang anaknya belum bisa masuk sekolah, karena harus menjalani pemulihan fisik dan mental.
Atas kejadian tersebut, pihaknya sudah melaporkannya kepada pihak yang berwajib dan pihak sekolah.
BACA JUGA:7 Tips Menanam Tomat Agar Subur dan Hasil Panen Maksimal
BACA JUGA:Misteri dan Kriminalitas: Genre yang Kembali Hits di Tahun 2024
Zulhijah berharap, anaknya bisa mendapatkan keadilan, baik secara hukum maupun dari pihak sekolah.
"Kami berharap pihak terkait bisa menuntaskan masalah ini dan kami mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya," kata Zulhijah.
Sementara itu, Kapolres Rejang Lebong, AKBP Eko Budiman melalui Kasi Humas Polres Rejang Lebong membenarkan adanya peristiwa penganiayaan dan perkelahian anak salah satu SMA di Rejang Lebong pada tanggal 24 Oktober 2024 dan menerima laporan pada 25 Oktober 2025.
Namun kejadian tersebut viral pada 12 November 2024, setelah diposting salah satu akun media sosial.
"Pelapor sudah dimintai keterangan dan saat ini masih dalam pengembangan Satreskrim Rejang Lebong," singkat Kasi Humas.