“Tuan marah?” tanya Gulap.
Raja, takut melanggar janji, hanya menjawab, “Tidak.”
Gulap terus menjalankan tugasnya dengan santai, selalu menjawab dengan bijak meski pekerjaannya tidak sempurna.
Puncaknya, Gulap memenangkan taruhan melawan seorang pedagang yang memiliki gajah dan senapan.
Dengan cerdik, ia membawa pulang gajah tersebut, namun membagi kepemilikan gajah dengan raja.
“Bagian kepala hingga perut adalah milik tuan, sedangkan ekor ke belakang milik saya,” jelas Gulap.
Ketika gajah merusak kebun rakyat, Gulap pun berkilah, “Yang memakan kebun adalah bagian mulut, milik Tuan.”
BACA JUGA:KPK Geledah 13 Lokasi di Bengkulu, Sita Dokumen, Catatan Tangan hingga Barang Bukti Elektronik
BACA JUGA:Wow! Ini 3 Rekomendasi iPhone dengan Kamera Terbaik di Tahun 2025 Nanti
Melalui kepintaran dan kesabarannya, Gulap berhasil menaklukkan berbagai ujian dari raja.
Ia bahkan memenangkan hati sang putri raja yang selama ini ia idamkan.
Sikap tenang dan bijaksana yang ditunjukkan Gulap menjadi teladan bahwa kesabaran mampu mengatasi setiap tantangan.
Cerita ini mengajarkan bahwa kesabaran dan kecerdikan dalam menghadapi masalah dapat mengantarkan seseorang meraih impiannya.
Gulap, dengan kecerdasannya, mampu membalikkan keadaan yang awalnya tidak menguntungkannya.
BACA JUGA:Truk Tronton Maut Tabrak Rumah di Bengkulu, Ibu Hamil Tewas Sementara Suami Luka Parah
BACA JUGA:Resep Ayam Pop Ala Restoran Pagi Sore dari Chef Devina Hermawan, Nikmati Kelezatannya di Rumah