BACA JUGA:Tips Memahami Perbedaan Karakter Anak Perempuan dan Laki-laki yang Perlu Diketahui Orang Tua
Laki-laki cenderung lebih fokus pada penyelesaian masalah (problem-solving) daripada berbagi cerita hanya untuk meluapkan emosi.
Jadi, saat merasa masalah dapat mereka selesaikan sendiri, laki-laki mungkin tidak merasa perlu membicarakannya dengan orang lain.
3. Takut Dianggap Lemah
Ketakutan akan penilaian negatif juga menjadi faktor utama.
Bagi sebagian laki-laki, berbagi cerita tentang kesulitan atau kerentanan bisa dianggap sebagai tanda kelemahan.
Mereka khawatir bahwa orang lain akan memandang mereka sebagai sosok yang tidak kompeten atau tidak mampu mengatasi masalah.
BACA JUGA:Kepake Banget Buat Kerja! 6 Soft Skill yang Tidak Diajarkan di Mata Kuliah Ini Wajib Kamu Pelajari
4. Kurangnya Lingkungan yang Mendukung
Tidak semua laki-laki memiliki lingkungan yang nyaman untuk berbagi.
Dalam beberapa kelompok pertemanan atau keluarga, topik emosional sering kali dihindari.
Ketika laki-laki mencoba membuka diri, mereka mungkin mendapatkan tanggapan yang tidak mendukung.
Seperti candaan atau komentar yang meremehkan.
Hal ini dapat membuat mereka ragu untuk bercerita lagi di masa depan.
BACA JUGA:Hati-Hati! Cuaca Ekstrem Siap Sapa Kota-Kota Besar di Indonesia Hari Ini