
3. Hubungan Serius Butuh Energi Besar
Pacaran yang berkualitas gak cuma butuh cinta, tapi juga waktu, energi, dan komitmen. Gen Z yang sadar akan hal ini lebih milih buat gak asal masuk ke hubungan yang cuma bikin capek mental.
Banyak yang berpikir, “Kalau belum siap komitmen dan masih ingin eksplorasi banyak hal, mending sendiri dulu.”
Pola pikir ini bikin mereka lebih selektif dalam memilih pasangan dan gak gampang terbawa tekanan sosial.
4. Kebebasan dan Keseimbangan Hidup
Generasi sebelumnya sering kali dikaitkan dengan konsep “menikah muda,” tapi buat Gen Z, kebebasan punya nilai yang lebih besar.
Mereka lebih suka hidup fleksibel, bisa jalan-jalan kapan aja, kerja remote, atau fokus ke self-improvement tanpa batasan dari hubungan asmara.
Banyak yang juga lebih nyaman dengan konsep “situationship” atau hubungan tanpa label karena gak mau terikat pada ekspektasi yang membebani.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Ajukan Tambahan Pasokan Gas LPG 3 Kg Menjelang Lebaran 2025
BACA JUGA:Bupati dan Wabup Mukomuko Cek Kendaraan Dinas, Beberapa OPD Tak Hadirkan Randis Jadi Catatan Penting
5. Tidak Mau FOMO dalam Hidup
Fear of Missing Out (FOMO) bukan cuma soal tren media sosial, tapi juga berlaku dalam kehidupan nyata.
Banyak Gen Z yang gak mau kehilangan banyak pengalaman cuma karena fokus ke satu orang.
Mereka lebih milih menikmati fase hidup, ketemu banyak orang, membangun koneksi yang luas, dan menikmati setiap momen tanpa beban hubungan romantis yang mungkin bisa jadi distraksi.
Buat Gen Z, pacaran bukanlah tujuan utama hidup. Mereka lebih memilih fokus ke diri sendiri, healing, karier, dan eksplorasi hidup sebelum masuk ke hubungan yang benar-benar bermakna.
Jadi, buat yang masih single, gak usah takut ketinggalan zaman, karena sekarang, jadi jomblo itu justru bisa jadi pilihan yang keren dan penuh makna!