Kini, ia mencatat semua transaksi dan disiplin membayar cicilan KUR setiap bulan. “Kalau nggak ada KUR BRI, mungkin warkop ini cuma tinggal kenangan,” ucapnya tulus.
Menurut Arif Rahman, Manajer BRI Unit Pasar Pantai Panjang, kisah Eva adalah bukti nyata bahwa UMKM bangkit berkat KUR BRI.
“Kami tidak hanya menyalurkan kredit, tapi membangun ekosistem ekonomi rakyat,” jelasnya.
Kini setiap senja, Warkop Eva menjadi tempat favorit warga dan wisatawan. Anak-anak muda membawa gitar, keluarga duduk menikmati kelapa muda, dan aroma jagung bakar bercampur dengan angin laut menciptakan suasana yang hangat.
“Dulu saya nangis karena sepi pembeli. Sekarang malah kewalahan,” kata Eva tertawa.
Ia berencana menambah gerobak keliling dan membuka cabang kecil dekat kampus. “Saya ingin anak-anak muda juga berani mulai usaha,” ujarnya.
Dari warung sederhana itu, Eva telah membuktikan bahwa UMKM benar-benar bisa bangkit berkat KUR BRI.
BACA JUGA:Setiap Pakai QRIS BRI, Transaksi dan Laporan Bisa Langsung Diterima Permudah Konsumen
BACA JUGA:Lewat Pameran BRI, Pengusaha Muda Asal Bali Pasarkan Fashion dengan Sentuhan Digital
Warung Yuyu milik Prima Ayu Lestari kini tampak lebih rapi, lebih hidup, dan semakin ramai berkat KUR BRI.--Heri/rakyatbengkulu.com
Dari Etalase Sederhana Menjadi Warung Estetik yang Ramai Pengunjung
Bukan hanya Warkop Eva, tak jauh dari Pantai Panjang, di sebuah sudut Kecamatan Teluk Segara, tepatnya di area wisata Pantai Jakat, sosok perempuan muda bernama Prima Ayu Lestari tak henti tersenyum. Usaha jajanan kaki lima yang ia bangun tiga tahun lalu kini tampak lebih rapi, lebih hidup, dan semakin ramai.
Ia menjual berbagai jajanan, mulai dari bakso bakar, sosis bakar, sate-satean, hingga aneka minuman kekinian seperti boba mojito dan minuman dingin lainnya.
“Dulu warung saya cuma pakai etalase kecil, meja, dan payung. Sekarang alhamdulillah lebih besar dan estetik,” kata Prima sambil tertawa.
Perjalanan Prima dengan KUR BRI dimulai dari obrolan sederhana. Seorang tetangga bercerita bahwa ia berhasil mengembangkan usaha setelah mendapat KUR.
“Awal tahu itu dari tetangga. Saya lihat warungnya makin bagus. Jadi saya tertarik juga pinjam KUR,” ujarnya.
Ia pun mengurus berkas dan melakukan pengajuan. Tak butuh waktu lama, KUR disetujui. Dana itu ia gunakan untuk memperbaiki warung, membeli alat masak tambahan, menambah etalase, serta mempercantik tampilan warung.