Sambut Festival Tabut, Wali Kota Bengkulu Warning Jukir dan Pedagang 'Nakal'
Sambut Festival Tabut, Wali Kota Bengkulu Warning Jukir dan Pedagang 'Nakal'--Foto KORANRB.ID
“Jual kelapa Rp40 ribu? Alangkah besar ambil untungnya. Jangan tinggi-tinggi jualnya. Harga wajar saja, sekitar Rp15 ribu,” ujar Dedy.
Ia menekankan, harga yang tidak masuk akal bisa menyebabkan wisatawan enggan kembali dan merusak citra destinasi wisata Bengkulu secara nasional.
“Kalau ingin nama Bengkulu dikenal, semua harus dibenahi. Jangan sampai orang datang sekali langsung kapok,” tegasnya lagi.
Sebagai solusi, Pemkot Bengkulu akan menetapkan standar harga makanan dan minuman di area wisata, agar seluruh pedagang menjual dengan harga terjangkau dan adil.
Tak ketinggalan, kebersihan juga menjadi perhatian utama.
BACA JUGA:Heboh! Kejari Seluma OTT Kasus Pemerasan Kepala Puskesmas, Uang Rp10 Juta Diamankan
BACA JUGA:Program Bantu Rakyat Perluas Dukungan Bagi Penyandang Disabilitas di Bengkulu
Dedy mengingatkan para pedagang agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke belakang warung, serta mendorong partisipasi aktif dalam program retribusi sampah.
Mobil pengangkut sampah akan beroperasi mulai pukul 06.00 WIB setiap harinya.
Pedagang yang tetap membuang sampah sembarangan atau tidak ikut retribusi, menurut Dedy, dapat dikenakan sanksi.
Melalui langkah-langkah menyeluruh ini, Pemkot Bengkulu berharap Festival Tabut bukan hanya menjadi agenda budaya, tetapi juga titik balik bagi peningkatan kualitas pelayanan wisata.
Berita ini telah tayang di KORANRB.ID dengan judul: Wali Kota Bengkulu Tegur Jukir dan Pedagang Bandel
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


