17 Perpustakaan Desa di Lebong Dapat Suntikan Fasilitas Baru
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Lebong, M Yunus, SKM, MPH--Foto KORANRB.ID
RAKYATBENGKULU.COM - Upaya membangun budaya literasi dari akar rumput mulai menunjukkan kemajuan di Kabupaten Lebong.
Tahun ini, sebanyak 17 Perpustakaan Desa (Perpusdes) menerima bantuan besar-besaran dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, yang terdiri dari ratusan buku, puluhan komputer, rak, dan peralatan penunjang lainnya.
Bantuan ini menyasar desa-desa yang tersebar di berbagai penjuru Lebong, termasuk Desa Talang Bunut, Tangua, Ujung Tanjung I, Tabeak Blau, Semelako Atas, Selebar Jaya, hingga Kelurahan Kampung Jawa.
Masing-masing desa penerima mendapatkan sekitar 500 eksemplar buku, 50 unit komputer, 20 unit rak buku, serta perlengkapan tambahan lainnya yang mendukung fungsi perpustakaan sebagai pusat pengetahuan desa.
BACA JUGA: Lewat Penanaman Pohon, Menteri Kehutanan RI dan Wagub Mian Ajak Mahasiswa UMB Jaga Kelestarian Alam
“Bantuan tersebut merupakan hasil pengusulan yang kami sampaikan ke pusat pada tahun 2024,” ujar Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Lebong, M Yunus, SKM, MPH.
Saat ini, kata Yunus, proses inventarisasi atas bantuan-bantuan tersebut tengah dilakukan oleh masing-masing Perpusdes.
Setelah itu, akan ada serah terima resmi dari Perpusnas melalui DPK Lebong kepada masing-masing desa.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pemantauan langsung untuk memastikan fasilitas benar-benar sampai dan dimanfaatkan secara maksimal.
“Karena peningkatan pendidikan merupakan bagian dari misi besar pemerintah dalam meningkatkan literasi masyarakat hingga ke pelosok desa, sudah sepantasnya Perpusdes bisa memaksimalkan pelayanan pendidikan non formal kepada masyarakatnya,” terang Yunus.
BACA JUGA: Lewat Penanaman Pohon, Menteri Kehutanan RI dan Wagub Mian Ajak Mahasiswa UMB Jaga Kelestarian Alam
BACA JUGA:Gubernur Helmi Hasan Tekankan Pemanfaatan Hutan Tanpa Merusak, Dorong Tanaman Produktif Seperti Kopi
Langkah ini merupakan bagian dari strategi perluasan akses literasi ke desa-desa, mengingat masih adanya kesenjangan ketersediaan fasilitas pendidikan non-formal di tingkat pedesaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


