Tempe, Mak Yong, dan Jaranan Diajukan ke UNESCO, Upaya Indonesia Menjaga Warisan Budaya
Fadil Zon dan Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Suriname, H.E. Henry Ori secara virtual menandatangani dokumen nominasi bersama untuk mengusulkan inskripsi Jaranan (Hobby-horsing Performance and Rituals) ke dalam Representative List of --Instagram/fadlizon
RAKYATBENGKULU.COM - Indonesia kembali mengambil langkah besar dalam pelestarian budaya dengan mengajukan Tempe, Teater Mak Yong, dan Jaranan sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan kepada UNESCO.
Pengajuan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam melindungi dan melestarikan kekayaan budaya yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad.
Komitmen Indonesia dalam Pelestarian Budaya
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa pengakuan UNESCO bukanlah tujuan akhir, tetapi menjadi sarana untuk memastikan bahwa tradisi budaya tetap hidup dan diwariskan.
“Indonesia berkomitmen untuk menjaga warisan budaya takbenda dan kami telah meratifikasi Konvensi 2003 untuk menjaga warisan budaya takbenda dan terus secara aktif mendaftarkan berbagai elemen tradisi budaya kita dalam daftar Intangible Cultural Heritage UNESCO,” kata Fadli Zon dilansir website AntaraNews.com.
BACA JUGA:Mudik Aman, Motor Selamat! Polsek Kota Manna Terima Titipan Kendaraan Gratis
BACA JUGA:ASN Bengkulu Selatan Diingatkan Netral Jelang PSU! Ini Pesan Tegas Sekda
Menurutnya, pengajuan ini bukan hanya soal pengakuan internasional, tetapi juga bagian dari strategi pelestarian budaya, peningkatan kesadaran, serta penguatan identitas nasional.
Tempe: Lebih dari Sekadar Makanan
Salah satu warisan budaya yang diajukan adalah tempe, makanan berbahan dasar kedelai yang telah menjadi bagian dari kuliner Nusantara selama berabad-abad.
Kata “tempe” sendiri sudah muncul dalam Serat Centhini, naskah sastra Jawa abad ke-19 yang menggambarkan kehidupan masyarakat abad ke-16.
“Tempe bukan sekadar makanan sehari-hari masyarakat Indonesia, tetapi juga bagian dari pengetahuan, budaya, dan teknologi pangan tradisional yang terus berkembang,” ujar Fadli Zon.
BACA JUGA:Persiapan Sholat Ied di Bengkulu: 471 Masjid & Lapangan Siap Tampung Jemaah
BACA JUGA:Awas! Ini Imbauan Kapolres Mukomuko untuk Pemudik Agar Perjalanan Lebih Aman
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


