Menguatkan Akar Informasi, Peran Local Journalism & Community Engagement di Era Digital

Swati menjelaskan konsep media advocacy, yaitu penggunaan strategis media untuk mempengaruhi kebijakan publik. Ketika ada rencana kebijakan yang berpotensi merugikan publik, pemberitaan yang kritis dapat mendorong pemerintah meninjau ulang.

Ia juga membahas intervensi media, yakni ketika laporan jurnalistik dijadikan alat untuk memicu tindakan atau respons tertentu dari pemangku kepentingan.

Di ranah lebih luas, Swati menyinggung aktivisme media, yaitu bagaimana jurnalis dan warga menggunakan teknologi komunikasi untuk menggerakkan aksi sosial.

Di era digital, aktivisme ini semakin mudah dilakukan karena masyarakat memiliki akses terhadap alat produksi informasi.

BACA JUGA:Dari Tinta Jurnalis ke Kursi Walikota, Kisah Inspiratif Dedy Wahyudi Membangun Bengkulu

BACA JUGA:BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis sebagai Penerima Beasiswa Pascasarjana

Menuju Masa Depan Jurnalisme Lokal yang Lebih Kuat

Di akhir sesi, dua pemateri ini sepakat bahwa masa depan Local Journalism & Community Engagement sangat bergantung pada kemampuan media untuk membangun hubungan emosional dan intelektual dengan komunitasnya. Jurnalisme lokal yang kuat akan melahirkan masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan terlibat.

Penyelenggara berharap webinar ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengalaman, tetapi juga gerbang kolaborasi baru antara jurnalis muda Indonesia dan India.

Melalui hubungan lintas batas ini, kualitas jurnalisme lokal di kedua negara diharapkan semakin kuat dan berdampak pada masyarakat luas.

Dengan cerita, empati, dan komitmen untuk melayani publik, jurnalisme lokal akan selalu menjadi jantung demokrasi—baik hari ini maupun di masa depan.

Program Voices of Tomorrow diselenggarakan oleh India News Desk bekerja sama dengan Kedutaan Besar India di Jakarta, sebagai wadah bagi jurnalis muda Indonesia untuk belajar langsung dari para praktisi media berpengalaman dari kedua negara.

Sumber: