HONDA

Liburan Picu Kenaikan Kasus Covid-19, Gubernur Dukung Larangan Mudik Lebaran

Liburan Picu Kenaikan Kasus Covid-19, Gubernur Dukung Larangan Mudik Lebaran

 

BENGKULU - Setiap libur panjang menyebabkan penambahan kasus konfirmasi Covid-19. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Doni Monardo menyampaikan penambahan kasus pascaliburan ini berimplikasi dengan penambahan pasien yang ada di rumah sakit. Juga berpotensi diikuti oleh angka kematian cukup tinggi.

"Saya mengingatkan Pemda Bengkulu dan semuanya yang ada di rantau. Bahwa jangan pulang mudik dulu, bersabar saja. Karena Covid masih ada," kata Doni, usai Rapat Penangangan Covid-19 dan Mitigasi Bencana di Ruang Pola Pemprov Bengkulu, kemarin.

Dijelaskannya, walaupun di negara ini untuk angka kasus Covid-19 relatif terkendali. Namun ini bukan berarti Covid-19 sudah berakhir. Covid-19 masih mengancam jiwa masyarakat semuanya. Apalagi di sejumlah negara angka kasus dan kematian meningkatkan besar. "Meskipun dilarang mudik maka bukan berarti sebelum tanggal 6 Mei ini bebas mudik. Jangan sampai tradisi mudik ini, menghilangkan orang orang yang kita cintai. Jangan ada yang keberatan dengan aturan ini, akan menyesal nanti. Kasus sudah banyak, apalagi ada 17 persen dari masyarakat kita, tidak percaya Covid-19," jelas Doni.

Untuk itu, menurutnya diperlukan kontrol yang berlapis, untuk mengantisipasi adanya warga yang bandel untuk tetap mudik. Jangan sampai ada penularan Covid-19 dari para pemudik. Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 pada libur idul Fitri pada 22-25 Mei 2020 ada kenaikan sebesar 68-93 persen, usai hari libur itu. Yakni pada 26-28 Juni 2020. Tak hanya idul Fitri, pada libur 17 Agustus tahun lalu juga menyumbangkan kenaikan kasus, yakni sebesar 58-119 persen. Melalui edarannya, Pemerintah Pusat pun mengimbau jangan sampai mengulangi hal ini, dengan tetap nekat mudik saat hari libur lebaran nanti.

"Setelah liburan idul Fitri, Idul adha Agustus, dan Nataru itu ada peningkatan kasus. Dan diikuti dengan angka kematian yang meningkat. Puncaknya adalah pada periode Januari dan Februari. Namun setelah itu, bisa dikendalikan, dan terjadi penurunan. Dan pada beberapa minggu terakhir terjadi kenaikan, terutama sesudah liburan Imlek, Isra Mi'raj dan terutama saat liburan paskah," ucap Doni.

Sementara untuk kasus yang ada di Bengkulu, Doni memberikan apresiasi terhadap Pemprov Bengkulu dan jajaran yang sudah satu tahun berjuang dari pandemi ini.  Dimana berdasarkan data, kasus aktif di Bengkulu lebih rendah dari angka nasional. Untuk nasional 6,80 persen, sementara di Provinsi Bengkulu 6,56 persen. Kemudian untuk  angka kesembuhan nya Provinsi Bengkulu itu 90,69 persen di angka, sedangkan nasional itu 90,49 persen.

"Jadi sedikit lebih tinggi angka kesembuhan nya. Namun juga yang masih harus menjadi perhatian yaitu angka kematian. Di Bengkulu ini 2,75 persen sedangkan nasional itu 2,71 persen. Mungkin mereka yang terpapar Covid-19 terlambat dirawat sehingga meninggalkan," imbuhnya.

Juga, dalam keberhasilan untuk menangani Covid-19 selama dua bulan ini yang berhasil menurunkan jumlah kasus. "Jangan sampai terganggu karena liburan yang akan datang. seperti pulang kampung, mudik lebaran. Ini penting juga agar setiap saat mengingat kan. Bahwa mereka yang pulang berpotensi membawa virus ke daerah. Dan tidak semua daerah perkampungan itu memiliki rumah sakit yang memadai," tukasnya.

Ia memaparkan ketika si pemudik nantinya bertemu dengan orang tua,  meskipun si pemudik ini sudah melakukan swab PCR, dan hasilnya negatif sebelum berangkat. Namun, apakah ketika dalam perjalanan ia bebas dari Covid-19? Kemungkinan juga bisa saja terinfeksi, setelah lebih dari lima hari. Dan Si pemudik ini sudah di rumah, bertemu dengan keluarga.

"Dan dia merasa aman , karena dia membawa swab PCR negatif. Lantas akhirnya berdampak kepada orang tuanya tertular Covid-19. Sekali lagi, bersabar jangan mudik. Jangan merasa ini sudah melandai, dan menganggap Covid-19 sudah berakhir," ajak Doni.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan untuk pencegahan penyebaran Covid-19 ini pihaknya mendukung upaya dari BNPB RI ini. Terutama untuk penekanan kepatuhan agar tidak pulang mudik pada waktu lebaran Idul Fitri kali ini.

"Informasi ini harus betul-betul sampai pada masyarakat paling bawah dan menimbulkan kesadaran sendiri itu yang paling penting. Maka saya minta bantu kepada semuanya untuk kita sama sama menyampaikan itu," harap Rohidin.

Di samping itu juga, untuk standar penanganan Covid-19 dari sisi protokol kesehatan ini tidak boleh kendor. Tidak boleh berhenti, jadi semua pihak harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Terus kita sampaikan ke masyarakat. Kalau di dalam Provinsi Bengkulu itu beda, Karena masih di dalam wilayah kita sendiri. Dan kita juga ada zonanya sendiri. Yang antar provinsi ini yang betul-betul kita kawal. Karena berbeda tingkat kejadiannya, di provinsi Bengkulu dengan Provinsi lain," tutup Rohidin.

Kearifan Lokal untuk Tanggap Bencana

Sementara itu, Provinsi Bengkulu masuk dalam daerah yang rawan akan bencana alam, khusus untuk potensi adanya gempa. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Doni Monardo, mengatakan di provinsi ini, dari kesimpulan para ahli bahwa di segmen Enggano yang masih energinya tersimpan, sehingga bisa memicu terjadinya bencana. Untuk itu, ia pun mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dan masyarakat, khususnya yang ada di kawasan bibir pantai agar lebih siap dan waspada.

"Tidak boleh tergantung dengan teknologi saja. Karena bisa saja pada saat bencana bisa saja teknologi tidak berfungsi. Kearifan lokal harus dibangun, misalnya menempatkan kaleng kaleng di bawah tempat tidur," kata Doni.

Sehingga pada saat gempa, lanjutnya, maka kaleng ini menjadi alarm bagi masyarakat. Kemudian, dengan bunyi alarm kaleng ini bisa lebih cepat untuk evakuasi. Perumpamaan yang lainnya, ketika ada curah hujan yang tinggi maka warga harus bangun siskamling untuk mengingat warga lainnya.

"Ketika curah hujan semakin besar, air meningkat maka evakuasi jangan terlambat. Sehingga warga selamat. Jadi ini yang harus kita bangun, mitigasi kesiapsiagaan sebagai mana yang diperintahkan presiden jangan terlambat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat," paparnya.

Ia pun menegaskan pihaknya mendukung penuh untuk mitigasi bencana wilayah Bengkulu. Dijelaskannya, mitigasi bencana merupakan segala upaya untuk mengurangi risiko bencana. Program mitigasi bencana di daerah dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Di sisi lain, Gubernur Rohidin Mersyah menyampaikan, terkait dengan mitigasi bencana, menjadi informasi penting bagi masyarakat Bengkulu agar selalu waspada. "Termasuk menimbulkan bentuk-bentuk kearifan lokal yang bisa kilakukan secara bersama-sama. Saya kira penanaman pohon juga menjadi hal penting," paparnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data BNPB RI menyebutkan, atas masalah bencana alam, ada potensi bencana yang harus diwaspadai masyarakat Bengkulu dan sekitarnya. Hal ini terkait pertemuan subduksi antara benua Australia dan Eurasia di wilayah segmen Enggano yang berpotensi gempa dan tsunami. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: