Dinas Lingkungan Hidup Lebong Siap Cek Kualitas Air
TUBEI - Kendati sampai saat ini belum ada keluhan dari masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lebong siap mengecek kualitas air yang menjadi sumber air bersih dan irigasi pertanian. Namun untuk memastikan sumber air tercemar atau tidak oleh limbah pengolahan emas tradisional, DLH harus bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu untuk mengujinya. Lebong belum memiliki laboratorium.
''Yang jelas kalau ada pihak yang meminta, kami siap turun ke lapangan mengambil sampelnya,'' ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kabupaten Lebong, Indra Gunawan, S.Pi, M.Si.
Tidak dipungkiri jika limbah pengolahan emas berupa merkuri dibuang ke aliran sungai pasti berdampak terhadap kualitas air. Jika sampai dikonsumsi oleh masyarakat jelas akan berpengaruh terhadap kesehatan. Begitu juga ketika air yang tercemar itu menjadi sumber pengairan sawah, patut dicurigai ikut tercemar. ''Kami hanya berwenang menganalisa sumber pencemarannya saja,'' terang Indra.
Terkait penindakan terhadap sumber pencemaran, versi Indra, kembali kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi. Dicontohkannya jika sumber pencemaran adalah tambang emas tradisional, kewenangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu menertibkannya mengingat izin pertambangan ada di provinsi.
''Kalau untuk sosialisasi, kami dari DLH rutin mengingatkan masyarakat melalui perangkat kecamatan agar tidak membuang sampah ke aliran sungai,'' tandas Indra.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong, Rachman, SKM, M.Si memastikan zat yang terkandung pada merkuri sangat berbahaya bagi kesehatan. Terhirup saja bisa mengganggu kesehatan apalagi sampai terkonsumsi. Di antara penyakit yang bisa diderita akibat terkontaminasi merkuri dalam jangka panjang adalah paru, gangguan fungsi hati, ginjal dan jantung. ''Termasuk menghambat tumbuh kembang janin,'' tukas Rachman.
Walaupun pihaknya belum menemukan kasus gangguan kesehatan akibat limbah tambang emas tradisional, namun untuk penyakit paru dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Lebong lebih banyak diderita para pekerja tambang emas. Asumsi itu sesuai dengan kajian yang dilakukannya bersama Sub Recipient (SSR) TB-HIV Care Aisyiyah Kabupaten Lebong rentang Januari-Februari tahun 2017.(sca)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: