Cerita Nasabah Asuransi: Setor Lancar Klaim Gagal
Kasus gagal bayar Asuransi Bumiputera juga terjadi di Bengkulu.
Nasabah sudah bertahun-tahun menunggu pembayaran klaim yang menjadi hak mereka.
Namun hingga kini tidak ada kejelasan. Simak Laporannya...
Iksan Agus Abraham, Kota Bengkulu
BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Hendri (43) warga Bajak Kota Bengkulu, karyawan salah satu perusahaan swasta di Kota Bengkulu, merupakan salah satu nasabah Bumiputera. BACA JUGA: 18 Perusahaan Peringkat Merah, Kadis dan Dewan ke Jakarta
Sejak tahun 2002 dia membayar premi angsuran pendidikan anaknya yang saat itu baru duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).
Ia harus menyisihkan gajinya Rp 1 juta per tahun untuk membayar premi angsuran pendidikan buah hatinya itu.
Dengan harapan uang sekolah anaknya saat masuk ke berbagai jenjang pendidikan, bisa terbantu dari klaim asuransi saat jatuh tempo nantinya.
Tahun 2019 lalu, saat anaknya mau masuk perguruan tinggi, dia mencoba mengurusi klaim asuransi pendidikan anaknya.
Nilainya cukup lumayan Rp 4 juta yang akan diterimanya untuk membantu membayar uang kuliah pertama kali untuk anaknya itu.
Namun naasnya, klaimnya tidak bisa dicairkan oleh Bumiputera.
‘’Saat itu alasannya tidak jelas, kita cuma dijanjikan akan dibayar, tetapi nyatanya meleset,” tuturnya.
Semula Hendri tidak bosan bolak-balik ke Kantor Cabang Asuransi Bumiputera di Jalan Ahmad Yani, Ps. Jitra untuk mengurus haknya di sela kesibukan bekerja.
Tetapi tak kunjung membuahkan hasil. Karena sudah berulang kali, akhirnya muncul rasa bosan.
Kini Hendri memendam rasa kecewa mengingat uang pertanggungan yang semestinya diterimanya, tidak bisa diperoleh.
“Kalau mau dibilang kecewa yang kecewa, tetapi mau apalagi,” kesalnya.
Hendri bukan satu-satunya bernasib demikian. Apriana (46) warga Penurunan Kota Bengkulu juga mengalami hal serupa.
Wanita yang sudah bercucu ini, bersama empat saudara kandungnya menelan pil pahit karena tidak ada kejelasan kapan klaim asuransi yang diikutinya di Bumiputera dibayar.
Tak Bisa Klaim
Uang pertanggungan mereka antara Rp 2 juta sampai Rp 14 juta juga, sampai sekarang tidak dicairkan oleh Bumiputera.
Apriana mengaku ikut jenis Asuransi Pendidikan dari Bumiputera dengan premi Rp 350 ribu dibayarkan per triwulan.
‘’Semestinya saya terima Rp 14 juta sejak tahun 2019. Tetapi hingga kini belum diperoleh,” jelasnya. BACA JUGA: Desa Percontohan Ini Manfaatkan Teknologi Tepat Guna Pompa Hidram
Saat ini dia tidak memiliki pegangan polis lagi, lantaran polis asuransinya sudah diserahkan ke salah satu agen asuransi itu.
Tahun 2018 lalu, dia ditawarkan oleh oknum agen asuransi Bumiputera itu untuk menjual polis itu ke nasabah lain.
Supaya uang pertanggungjawabannya lekas cair dari hasil penjualan polis itu.
Jatuh tempo polis asuransi yang dimilikinya itu tahun 2019.
Namun hingga jatuh tempo, dia tidak juga mendapatkan uang pencairan. “Saya tidak pegang lagi,” katanya.
Sementara itu saat Rakyat Bengkulu akan melakukan konfirmasi ke Kantor Cabang Asuransi Bumiputera tak satu pun karyawan berhasil ditemui. BACA JUGA: Sudah 21 Pendaftar Dirut RSMY
Hanya ada Office Boy (OB) bernama Andrik Ardiansyah (23).
‘’Kalau karyawan hari ini (kemarin, red) tidak masuk mereka hanya absen saja. Baru besok (hari ini, red) mereka masuk,” tutupnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: